Pasar Saham Global Bergerak Positif, Investor Memantau Perkembangan Penting
Pasar saham global kembali menunjukkan tanda-tanda optimisme pada hari ini. Indeks saham utama AS mengalami kenaikan di perdagangan pra-pasar, sementara investor tetap memperhatikan berbagai isu penting yang bisa memengaruhi sentimen pasar. Salah satu hal utama yang menjadi perhatian adalah negosiasi antara pihak terkait untuk mencegah shutdown pemerintah Amerika Serikat (AS). Di samping itu, sejumlah data ekonomi dan berita korporasi juga akan menjadi fokus para pelaku pasar dalam beberapa hari ke depan.
Kenaikan Indeks Saham dan Pergerakan Komoditas
Futures indeks saham utama AS mengalami kenaikan di awal perdagangan. Kontrak berjangka Dow Jones Industrial Average naik sebesar 0,4 persen, S&P 500 bertambah 0,5 persen, dan Nasdaq 100 yang dominan oleh saham teknologi meningkat 0,6 persen. Kenaikan ini terjadi setelah indeks utama mengakhiri perdagangan Jumat lalu dengan reli, meski secara mingguan S&P 500 masih menunjukkan penurunan.
Sementara itu, komoditas juga menunjukkan pergerakan signifikan. Emas futures naik sekitar 1 persen, mencapai rekor tertinggi sebesar 3.850 dolar per ons. Minyak mentah turun 2 persen setelah laporan OPEC+ tentang peningkatan produksi. Bitcoin diperdagangkan sedikit di atas 112.000 dolar, meskipun sempat turun di bawah 110.000 dolar minggu lalu. Sementara itu, imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun berada di 4,15 persen, turun dari 4,19 persen pada penutupan Jumat (26/9/2025).
Persiapan Shutdown Pemerintah AS
Presiden Donald Trump telah menjadwalkan pertemuan dengan pimpinan Kongres untuk membahas kemungkinan shutdown pemerintah. Pertemuan ini digelar menjelang batas waktu 1 Oktober bagi Senat untuk menyetujui RUU pendanaan jangka pendek. RUU ini bertujuan agar pemerintah dapat tetap beroperasi hingga pertengahan November.
Para pemimpin Partai Demokrat menegaskan bahwa RUU tersebut harus mencakup pemulihan subsidi kesehatan yang sebelumnya dipotong dalam “One Big Beautiful Bill Act.” Meskipun Partai Republik menguasai Senat, RUU ini memerlukan dukungan minimal tujuh senator Demokrat agar bisa lolos.
Tantangan Federal Reserve
Beth Hammack, Presiden Federal Reserve Cleveland, menyebut situasi saat ini sebagai “masa yang menantang” bagi The Fed. Hal ini karena inflasi masih tinggi sementara pasar tenaga kerja melemah. Hammack menyoroti kekhawatiran khususnya dari sektor jasa. Pekan lalu, data menunjukkan bahwa inflasi tetap jauh di atas target The Fed. Bank sentral AS baru saja melakukan pemotongan suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak Desember, dan kemungkinan ada lebih banyak penurunan di masa depan. Hammack akan menyampaikan pidato dalam acara European Central Bank pekan ini.
Kenaikan Saham GSK Setelah Pengumuman CEO Baru
Saham perusahaan farmasi Inggris GSK (GSK) mengalami kenaikan di perdagangan pra-pasar setelah mengumumkan pergantian CEO. Emma Walmsley, yang memimpin GSK selama sembilan tahun, akan digantikan oleh Luke Miels, Chief Commercial Officer, mulai 1 Januari. Tahun lalu, GSK menyetujui pembayaran hingga 2,2 miliar dolar untuk menyelesaikan tuntutan hukum terkait obat Zantac. Saham GSK yang diperdagangkan di AS naik sekitar 3 persen sebelum pasar dibuka, setelah sebelumnya mencatat kenaikan 18 persen sepanjang 2025.
Lonjakan Saham Electronic Arts Setelah Kesepakatan Pengambilalihan Privat
Saham Electronic Arts (EA) melonjak setelah perusahaan mengonfirmasi kesepakatan pengambilalihan privat senilai 55 miliar dolar oleh Public Investment Fund Arab Saudi bersama firma ekuitas swasta Silver Lake dan Affinity Partners. Laporan sebelumnya dari Wall Street Journal memicu lonjakan saham EA, yang naik 6 persen di perdagangan prapasar, menambah kenaikan 15 persen yang tercatat Jumat lalu.
Investor perlu memantau perkembangan ini dengan seksama, karena kombinasi faktor politik, data ekonomi, dan berita korporasi dapat memengaruhi volatilitas pasar dalam waktu dekat.