Alexander Bublik menorehkan prestasi gemilang di ajang Terra Wortmann Open 2025 setelah menundukkan unggulan ketiga Daniil Medvedev pada partai puncak yang berlangsung di OWL Arena, Halle, Minggu (22/6/2025) malam WIB. Petenis Kazakhstan itu menang meyakinkan dua set langsung 6-3, 7-6(4), sekaligus merebut gelar keduanya di turnamen lapangan rumput bergengsi ini.
Kemenangan Bublik kali ini menjadi tonggak sejarah dalam kariernya. Ia kini bergabung dalam barisan elite bersama Roger Federer, Yevgeny Kafelnikov, dan Tommy Haas sebagai petenis yang berhasil menjuarai Halle lebih dari satu kali. Di sepanjang sejarah turnamen, hanya tiga nama tersebut yang mampu mengulang prestasi serupa.
Musim 2025 menjadi babak baru bagi Bublik setelah sebelumnya terpuruk. Awal tahun, ia hanya mampu memetik 4 kemenangan dari 22 laga. Namun, titik balik datang saat tampil di Challenger Phoenix pada Maret. Sejak itu, performanya terus menanjak, hingga sukses menembus perempat final Roland Garros dan kini berjaya di Halle.
“Saya sempat berpikir untuk pensiun setelah Wimbledon tahun lalu karena hilang motivasi,” ungkap Bublik emosional. “Namun, saya berjanji pada pelatih untuk tetap berjuang hingga musim panas ini. Segalanya berubah setelah itu. Saya menembus perempat final di French Open dan sekarang menjuarai Halle. Saya hampir tak percaya.”
Gelar juara di Halle membawa Bublik melonjak ke posisi 30 dunia dalam PIF ATP Rankings, setelah sempat terpuruk di luar 75 besar sebulan lalu. Kemenangan atas Medvedev juga terasa spesial, mengingat ini adalah kali pertama Bublik mengalahkan petenis Rusia itu dari tujuh pertemuan. Dalam enam laga sebelumnya, Bublik hanya mampu merebut satu set.
Di lapangan, servis dan groundstroke Bublik terbukti ampuh. Ia meraup 38 poin dari 48 servis pertama (79 persen) dan tampil dominan di set pembuka dengan mencatat 12 poin beruntun dari posisi 2-3, termasuk satu break tanpa kehilangan angka. Set kedua berlangsung lebih ketat. Bublik sempat tertinggal 1-4 di tie-break, namun dua kesalahan beruntun dari Medvedev membuatnya membalikkan keadaan dan menutup laga hanya dalam 81 menit.
“Secara mental, ini laga terberat sepanjang karier saya,” aku Bublik. “Saya belum pernah mengalahkan Daniil sebelumnya. Tapi hari ini, segalanya berjalan sempurna, baik fisik maupun mental.”
Bagi Daniil Medvedev, kekalahan ini memperpanjang puasa gelar ATP Tour ke-21. Final Halle menjadi final pertamanya sejak tampil di Indian Wells, Maret 2024. Meski harus puas sebagai runner-up, Medvedev mulai menemukan kembali konsistensinya, apalagi usai menyingkirkan Alexander Zverev di semifinal. Dengan hasil ini, Medvedev naik ke posisi 14 dalam PIF ATP Live Race to Turin, menegaskan dirinya tetap patut diperhitungkan di musim lapangan rumput menjelang Wimbledon.
Kemenangan di Halle juga menjadi penegasan kebangkitan Bublik, yang musim lalu hampir meninggalkan tenis profesional karena kehilangan motivasi. Kini, dengan lima gelar ATP Tour di tangan—dan yang pertama sejak Montpellier 2024—Bublik membuktikan dirinya kembali ke jalur persaingan papan atas. Dengan performa impresif di turnamen lapangan rumput, namanya kini masuk daftar kuda hitam yang patut diwaspadai di Wimbledon 2025.