Solana (SOL) berpotensi mengalami lonjakan signifikan dalam waktu dekat. Para analis memproyeksikan bahwa persetujuan Exchange-Traded Fund (ETF) Solana oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) bisa menjadi katalis kuat yang mendorong harga ke level baru, bahkan melampaui rekor sebelumnya.

Saat ini, harga Solana berada di kisaran $165 atau sekitar Rp2,686,210. Meskipun masih berada di bawah puncak harga sepanjang masa sebesar $294 (Rp4,786,556) yang dicapai pada Januari 2025, berbagai indikator teknikal dan fundamental menunjukkan potensi reli yang kuat di paruh kedua tahun ini.

Minat Institusional Terus Tumbuh Melalui Pasar Derivatif

Salah satu indikator utama adalah meningkatnya minat investor institusional yang terlihat dari naiknya open interest (OI) pada kontrak berjangka Solana. Dalam 24 jam terakhir, total OI melonjak 12% menjadi $7,54 miliar (Rp122,857 triliun), hanya 12% di bawah rekor tertinggi sepanjang masa sebesar $8,57 miliar (Rp139,552 triliun).

Peningkatan ini menunjukkan adopsi yang meningkat terhadap produk derivatif Solana, mencerminkan kepercayaan dari pelaku pasar besar terhadap potensi pertumbuhan aset ini, meskipun tetap ada risiko likuidasi jika terjadi koreksi harga.

Faktor On-Chain: Kenaikan TVL dan Aktivitas Wallet Solana

Dari sisi on-chain, total nilai yang dikunci (Total Value Locked/TVL) dalam ekosistem Solana melonjak ke level tertinggi sejak Juni 2022, yaitu sebesar 56,8 juta SOL atau sekitar $9,1 miliar (Rp148,093 triliun).

Kenaikan ini sejalan dengan lonjakan aktivitas jaringan, di mana jumlah alamat aktif yang berinteraksi dengan DApp (aplikasi terdesentralisasi) di jaringan Solana meningkat 38,5% menjadi 2,7 juta wallet. Bahkan lima aplikasi teratas mencatatkan pertumbuhan wallet aktif unik hingga 300%, yang mengindikasikan lonjakan partisipasi pengguna ritel.

Menurut platform prediksi pasar Polymarket, kemungkinan disetujuinya ETF Solana oleh SEC telah melonjak ke 91%. Hal ini didorong oleh pengajuan dari berbagai institusi besar seperti Grayscale, VanEck, 21Shares, Bitwise, dan Canary Capital, yang telah mendaftarkan proposal ETF Solana.

Eric Balchunas, analis ETF senior dari Bloomberg, bahkan menyatakan bahwa SEC dapat mengambil tindakan lebih awal dan memulai “altcoin ETF summer” dengan Solana sebagai pelopornya. ETF indeks kripto yang mencakup berbagai aset juga diprediksi akan disetujui pada bulan Juli 2025, dengan peluang mencapai 90% menurut para analis.

Iklan

Strategi Basket ETF Menjadi Pilihan Investor

Duncan Moir, Presiden 21Shares, mengatakan bahwa tren baru di pasar ETF adalah “basket ETF” atau produk yang mencakup beberapa aset kripto dalam satu instrumen. Dengan pendekatan ini, investor bisa memperoleh eksposur ke beberapa aset utama sekaligus tanpa perlu memilih satu aset tertentu.

“Kalau kamu belum tahu siapa pemenangnya, beli semuanya. Basket ETF itu pilihan logis,” ujar Moir saat menghadiri acara Proof of Talk di Paris.

Prediksi Harga Bisa Tembus $335

Secara teknikal, pola grafik mingguan Solana menunjukkan formasi bull flag, sebuah pola yang biasa menandakan kelanjutan tren naik. Jika pola ini terkonfirmasi, maka harga SOL bisa menembus $335 atau sekitar Rp5,456,790—setara dengan kenaikan 103% dari harga saat ini.

Bahkan, beberapa analis memproyeksikan bahwa dengan persetujuan ETF dan masuknya modal institusional, harga Solana bisa mencapai $1.300 (Rp21,156,200) dalam jangka panjang.

Meski demikian, untuk mengamankan momentum bullish, pasangan SOL/USD harus terlebih dahulu mengubah level resistance di $190 (Rp3,092,060) menjadi support baru.

Dengan kombinasi antara peningkatan aktivitas jaringan, pertumbuhan pasar derivatif, dan peluang persetujuan ETF yang sangat tinggi, Solana saat ini berada di titik kritis yang bisa membawa aset ini ke level harga baru. Jika SEC benar-benar memberikan lampu hijau pada Juli 2025, Solana tidak hanya akan memimpin musim ETF altcoin, tetapi juga membuka pintu bagi masuknya modal besar dari institusi ke pasar kripto.