Penjelasan Terkait Pernyataan Presiden Prabowo Subianto Mengenai Kasus Keracunan MBG
Pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya di Musyawarah Nasional ke-6 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sedang menjadi perbincangan publik. Dalam pidato tersebut, ia menyebutkan bahwa terdapat kasus keracunan makanan yang terjadi akibat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebesar 0,00017 persen. Namun, narasi yang beredar di media sosial menunjukkan adanya kesalahpahaman mengenai pernyataan tersebut.
Beberapa unggahan di media sosial menambahkan kata “hanya” sebelum angka 0,00017 persen, sehingga membuat pernyataan Prabowo terkesan meremehkan insiden yang terjadi. Hal ini memicu reaksi dari netizen dan mendapatkan perhatian luas.
Penjelasan Kantor Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia
Kantor Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia melalui akun Instagram @cekfakta.ri memberikan penjelasan terkait narasi yang tidak akurat tersebut. Menurut keterangan resmi, Presiden Prabowo tidak pernah menggunakan kata “hanya” dalam menyampaikan angka keracunan 0,00017 persen.
“Beredar pemberitaan yang menyesatkan dengan menambahkan kata ‘hanya’ pada pernyataan Presiden Prabowo, sehingga seolah-olah beliau menyepelekan insiden pangan. Padahal, kata itu tidak pernah diucapkan Presiden,” demikian pernyataan resmi yang disampaikan.
Perhatian Presiden terhadap Insiden Keracunan
Meskipun ada informasi mengenai adanya insiden keracunan, Presiden Prabowo menunjukkan kepeduliannya terhadap masalah tersebut. Ia menekankan pentingnya untuk tidak mengulangi kejadian serupa di masa depan. Selain itu, Prabowo langsung memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) dan Kabinet Merah Putih untuk melakukan evaluasi serta langkah korektif agar layanan MBG dapat ditingkatkan.
Prabowo juga menegaskan bahwa upaya perbaikan layanan harus dilakukan secara maksimal. Ia tidak ingin kejadian keracunan terulang kembali, meskipun jumlah penerima manfaat program MBG mencapai 30 juta orang.
Penjelasan Presiden tentang Program MBG
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengakui bahwa program MBG yang diklaim telah menjangkau 30 juta penerima manfaat masih memiliki beberapa kekurangan. Ia mengakui bahwa ada kasus keracunan yang terjadi setelah anak-anak mengonsumsi makanan dari program tersebut.
“Saudara-saudara sekalian, sampai hari ini sudah menjelang 30 juta penerima manfaat, 30 juta anak-anak dan ibu-ibu hamil tiap hari menerima makanan, bahwa ada kekurangan, iya,” ujar Prabowo saat menyampaikan pidato penutupan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (29/9).
Ia kemudian menambahkan, “Ada keracunan makanan, iya. Kita itung dari semua makanan yang keluar penyimpangan atau kekurangan atau kesalahan itu adalah 0,00017 persen.”
Keberhasilan Program MBG
Meskipun mengakui adanya kekurangan, Prabowo tetap memastikan bahwa jumlah penerima manfaat dari program MBG tidak membuat dirinya berpuas diri. Ia bahkan mengklaim bahwa dalam sejarah dunia, hanya Indonesia yang mampu memberikan MBG kepada 30 juta penerima manfaat dalam waktu singkat.
Dengan demikian, walaupun terdapat masalah kecil dalam pelaksanaan program, Presiden Prabowo menunjukkan komitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan memastikan keamanan serta kesehatan masyarakat.