Apple kini semakin transparan dalam mengungkap proses pengujian ketahanan produk-produknya, seperti iPhone, iPad, dan perangkat lain. Dalam langkah yang jarang dilakukan, raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini mengundang sejumlah YouTuber terpilih dan lembaga riset industri untuk mengunjungi fasilitas pengujian mereka, memperlihatkan bagaimana Apple menyeimbangkan desain, daya tahan, dan kemudahan perbaikan pada perangkatnya.

Langkah terbuka ini sekaligus menjadi upaya Apple untuk melawan narasi negatif yang muncul dari beberapa kreator konten yang sengaja merusak produk Apple demi mendapatkan konten viral. Salah satu lembaga yang ikut diundang adalah Counterpoint Research, yang memberikan gambaran mendetail mengenai kompleksitas pengujian yang dilakukan oleh Apple.

Uji Ketahanan dalam Kondisi Ekstrem

Dalam pengujian ketahanan, Apple mensimulasikan berbagai skenario ekstrem, antara lain:

  • Paparan garam hingga 100 jam.
  • Paparan cahaya dengan intensitas tinggi.
  • Debu gurun Arizona untuk meniru masuknya pasir halus ke speaker atau port pengisian daya.
  • Uji jatuh dari berbagai sudut dan permukaan seperti partikel, granit, hingga aspal.
  • Uji getaran.
  • Untuk AirPods, Apple bahkan membuat tiruan keringat dan kotoran telinga manusia.

Salah satu teknologi menarik adalah robot khusus yang didesain untuk menjatuhkan perangkat dari berbagai sudut dan ketinggian ke berbagai jenis permukaan. Apple menegaskan bahwa jatuh merupakan salah satu penyebab utama kerusakan smartphone, sehingga penggunaan casing dengan bibir pelindung tetap dianjurkan untuk meminimalkan risiko kerusakan kaca depan.

Mengimbangi Daya Tahan dan Kemudahan Perbaikan

Menurut Counterpoint Research, ada ketegangan alami antara daya tahan dan kemudahan perbaikan perangkat. Produk yang sangat tahan lama belum tentu mudah diperbaiki, sementara perangkat yang mudah diperbaiki bisa jadi lebih rentan terhadap kerusakan. Namun, Apple menekankan pentingnya menemukan keseimbangan di antara kedua aspek tersebut.

Bukti dari pendekatan ini terlihat pada nilai jual kembali iPhone yang tetap tinggi. Data Counterpoint menunjukkan bahwa iPhone memiliki nilai jual 40 persen lebih tinggi dibandingkan perangkat Android di pasar refurbished. Selain itu, Apple memberikan dukungan pembaruan perangkat lunak dan keamanan minimal selama lima tahun, memungkinkan banyak produknya memasuki siklus kedua bahkan ketiga dalam masa pakainya.

Iklan

Data Tambahan soal Kondisi Pengguna

Laporan Consumer Intelligence Research Partners (CIRP) tahun 2023 menyebutkan:

  • Sekitar 60 persen pengguna iPhone dan Android mengaku perangkatnya tetap berfungsi normal tanpa masalah.
  • 21 persen pengguna mengalami goresan, namun perangkat masih dapat digunakan dengan baik.
  • 13 persen melaporkan retak pada kaca, tapi perangkat tetap berfungsi.
  • Hanya 6 persen yang mengaku perangkatnya rusak total dan tidak dapat digunakan lagi.

Apple sendiri mengelola lebih dari 200 fasilitas pengujian di seluruh dunia, di mana setiap model iPhone baru diuji pada sekitar 10.000 unit sebelum resmi diluncurkan ke pasar.

Transparansi sebagai Kunci Kualitas dan Keberlanjutan

Dengan membuka proses pengujian secara menyeluruh, Apple menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mengandalkan desain dan teknologi canggih, tetapi juga pengujian ketat untuk memastikan kualitas produk. Pendekatan ini tidak hanya memberikan pengalaman pengguna yang unggul, tetapi juga memperkuat posisi iPhone di pasar perangkat refurbished global, di mana Apple menguasai lebih dari 56 persen pangsa pasar.

Langkah transparan ini sekaligus menegaskan komitmen Apple terhadap keberlanjutan dan nilai jangka panjang bagi penggunanya, mengedepankan produk yang tidak hanya tahan lama tetapi juga mudah diperbaiki dan tetap bernilai tinggi.