Marc Marquez semakin mengukuhkan dominasinya di klasemen MotoGP 2025 dengan keunggulan 83 poin usai kemenangan gemilang di Grand Prix Jerman akhir pekan lalu. Meski kondisi cuaca berubah-ubah sepanjang balapan, pebalap Ducati Corse ini berhasil meraih double kemenangan sprint dan grand prix secara beruntun yang keempat kalinya, serta ketujuh secara total.
Namun, di balik hasil impresif itu, sejumlah pengamat menilai Marquez sebenarnya masih menahan kemampuan penuhnya selama balapan di Sachsenring. Apa yang membuatnya ragu dan bagaimana performanya sebenarnya di sirkuit kering tersebut? Berikut ulasannya.
Marquez Tampil Dominan
Marquez finis lebih dari enam detik di depan pesaing terdekat saat balapan grand prix, setelah sebelumnya mengakui bahwa ia sempat terlalu memaksakan diri saat mengejar kemenangan sprint di lintasan basah. Jordan Moreland, pembawa acara podcast Crash MotoGP, menggambarkan kondisi dilematis yang saling bertentangan di kepalanya, satu mendorongnya untuk terus tancap gas, dan satunya lagi mengingatkan untuk menahan diri.
“Pada sesi latihan Jumat, dia bahkan tak memakai ban baru untuk melakukan time attack. Laptime terbaiknya dengan ban bekas sudah cukup untuk posisi ketiga,” tutur Moreland. “Hal ini menunjukkan dia sedang menyiapkan strategi untuk balapan Minggu yang diprediksi kering. Ia tahu Sabtu akan hujan, jadi lebih fokus ke hari Minggu.”
Ketika hari Sabtu tiba, Marquez sebenarnya tak perlu memaksakan diri untuk menang sprint, tetapi motivasi dalam dirinya mendorongnya mengambil risiko. “Dia kemudian menegur dirinya sendiri usai sprint, tapi sulit mengendalikan diri saat tahu punya keunggulan besar di sirkuit ini,” tambah Moreland.
Analis Sebut Marc Marquez Belum Tunjukkan Performa Penuh
Editor Crash MotoGP Peter McLaren menilai bahwa Marquez belum benar-benar menampilkan kapasitas maksimalnya dalam balapan sepanjang 30 lap tersebut. “Dia merasa sangat nyaman dengan motornya, sehingga meskipun berusaha keras di sprint, dia tidak mengambil risiko besar,” jelas McLaren.
Setelah awan cerah Minggu itu dan Marquez berhasil memimpin sejak tikungan pertama, balapan pun dianggap selesai. “Dia selalu mengontrol jalannya balapan dengan sempurna. Saat ini, Marc tampak tak terbendung,” ungkap McLaren.
McLaren juga menyoroti bahwa trek Sachsenring sebenarnya kurang cocok untuk gaya balap Marquez, sehingga performanya terkesan ditahan. “Saya rasa dia menahan potensi sejatinya sehingga kita belum benar-benar melihat apa yang bisa dilakukan Marquez di lintasan kering,” ujar McLaren. Marquez sendiri menyatakan dalam konferensi pers bahwa ia sangat menghormati para rivalnya dan mengakui sulit untuk menang di ajang ini, namun kali ini kombinasi pebalap, motor, dan trek sangat ideal untuknya.
Lewis Duncan, jurnalis senior Crash, menambahkan bahwa rentetan kemenangan Marquez kini menunjukkan bahwa ia telah memperbaiki kesalahan awal musim yang sempat membuatnya kehilangan poin berharga. “Dia sempat mengakui itu sebagai kelemahan, tapi sejak Aragon semuanya mulai membaik,” jelas Duncan.
“Di Aragon, dia tampil dominan tanpa kesalahan. Di Mugello dan Assen, dia mendapat tekanan berat dari pesaing tapi tetap stabil. Pengalaman itu membuatnya semakin matang,” lanjutnya. Empat double kemenangan beruntun yang diraih Marquez memang prestasi luar biasa di era ini, mengingat tahun lalu pada titik yang sama Jorge Martin baru mengantongi dua kemenangan.
Dengan performa seperti ini, Marquez semakin memperkuat posisinya sebagai favorit juara dunia MotoGP 2025. Balapan selanjutnya di Brno akan menjadi tantangan baru karena sirkuit tersebut belum pernah dimasuki para pebalap dalam beberapa tahun terakhir.