Malammu akan semakin istimewa dengan hadirnya fenomena Buck Moon atau Bulan Rusa Jantan yang akan memancarkan cahayanya di langit pada tanggal 10 Juli 2025. Fenomena bulan purnama ini bukan sekadar pemandangan cantik, melainkan juga menyimpan makna dan cerita menarik yang berasal dari tradisi penduduk asli Amerika Utara.
Julukan Buck Moon sendiri diambil dari kebiasaan rusa jantan (buck) yang mulai menumbuhkan kembali tanduknya pada waktu tertentu dalam setahun. Tradisi ini dikenal luas melalui Farmer’s Almanac dan menjadi momen langka yang bisa dinikmati dengan melihat ke arah tenggara setelah matahari terbenam.
Fenomena Buck Moon tahun ini memiliki keistimewaan yang tidak biasa. Menurut Space.com, bulan purnama di bulan Juli ini terjadi tepat setelah titik balik matahari musim panas atau summer solstice, yakni saat matahari berada pada posisi tertinggi di langit. Menariknya, bulan justru mengikuti jalur yang sangat rendah di langit, menciptakan pemandangan spektakuler yang jarang terjadi.
Fenomena ini terkait dengan Major Lunar Standstill, sebuah kejadian yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali. Pada saat ini, posisi bulan mencapai titik di mana gerakannya di langit tampak hampir berhenti sejenak, sehingga menghasilkan efek visual yang dramatis dan menakjubkan.
Bagi Anda yang ingin menikmati keindahan Buck Moon secara lebih dekat, disarankan menggunakan teropong atau teleskop. Anda dapat melihat detail permukaan bulan dengan lebih jelas, termasuk sinar terang yang terpancar dari kawah Tycho serta dataran basal gelap yang disebut maria — kata Latin untuk “laut” — yang menjadi ciri khas bulan purnama.
Fenomena ini tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga mengingatkan kita akan hubungan erat manusia dengan alam dan tradisi yang telah berlangsung selama ribuan tahun.
Fenomena Buck Moon juga pernah mengagumkan banyak orang di tahun-tahun sebelumnya. Sebagai contoh, pada Juli 2022, Buck Moon yang juga dikenal sebagai Supermoon terbesar tahun itu, tampak menakjubkan saat terbit di atas Wuhan, China.
