Belakangan ini, dunia kripto di Indonesia diramaikan oleh perdebatan menarik mengenai status Bitcoin apakah termasuk zero sum game atau tidak. Berbagai pendapat muncul dari para penggiat dan pelaku pasar aset digital, yang mencoba memahami lebih dalam cara kerja Bitcoin sebagai sebuah mata uang kripto.

Isu ini menjadi sangat penting karena menyentuh pada pemahaman fundamental bagaimana Bitcoin bisa beroperasi dan memberikan nilai bagi para penggunanya, serta bagaimana keuntungan dan kerugian terbagi dalam ekosistemnya.

Apa Itu Zero Sum Game?

Zero sum game adalah istilah yang sering digunakan dalam ekonomi dan teori permainan, di mana keuntungan satu pihak secara langsung berarti kerugian yang setara bagi pihak lain. Dengan kata lain, total keuntungan dan kerugian dalam sistem tersebut berjumlah nol.

Jika diterapkan pada aset atau mata uang, zero sum game berarti ketika ada yang meraih keuntungan, maka secara otomatis ada pihak lain yang mengalami kerugian dalam jumlah yang sama. Pertanyaannya, apakah mekanisme ini berlaku pada Bitcoin?

Bagaimana Para Ahli Kripto Melihat Bitcoin dan Zero Sum Game?

Gabriel Rey, pendiri dan CEO platform exchange kripto Triv asal Indonesia, memberikan pandangannya secara tegas. Ia menilai bahwa menganggap Bitcoin sebagai zero sum game adalah kesalahpahaman terhadap prinsip dasar Bitcoin.

“Bitcoin bukan zero sum game. Siapa pun yang menyebut demikian berarti belum memahami Bitcoin secara fundamental,” ujar Gabriel Rey.

Ia juga menambahkan, perdebatan semacam ini kurang perlu dilanjutkan kecuali jika dibawa oleh pelaku pasar berpengaruh besar yang mampu menggerakkan pasar Bitcoin, seperti Michael Saylor atau Metaplanet.

Iklan

“Saya tidak ingin membuang waktu untuk debat hal ini, kecuali jika orang tersebut memiliki pengaruh besar di pasar BTC,” tambahnya santai.

Senada dengan Gabriel, Angga Andinata, pendiri komunitas Belajar Bitcoin, juga menjelaskan dalam sebuah utas di X (sebelumnya Twitter) bahwa justru mata uang fiat yang memiliki karakter zero sum game. Menurutnya, fiat currency terus dicetak sehingga menyebabkan ketimpangan antara yang memiliki aset dan yang memegang uang tunai.

“Saya membeli Bitcoin karena fiat adalah zero sum game. Karena fiat dicetak terus, yang memiliki aset makin kaya, sedangkan yang memegang cash semakin miskin,” tulis Angga.

Dari penjelasan para pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa Bitcoin beroperasi dengan mekanisme yang berbeda dari zero sum game tradisional. Bitcoin dianggap sebagai aset yang memberikan peluang pertumbuhan nilai tanpa harus merugikan pihak lain secara langsung.