Pasar mata uang kripto kembali terguncang hebat setelah harga Bitcoin (BTC) terjerembab menembus level psikologis $100.000. Aksi jual masif dalam 24 jam terakhir menyebabkan gelombang likuidasi dengan nilai fantastis, melebihi $200 juta atau setara sekitar Rp3 triliun.
Berdasarkan data dari Coinalyze per Senin (23/6), total dana yang terlikuidasi dari Bitcoin mencapai $209,1 juta di berbagai bursa kripto dunia. Mayoritas likuidasi terjadi pada kontrak perpetual dengan nilai $206,8 juta, sedangkan kontrak futures menyumbang sekitar $2,4 juta.
Trader yang mengambil posisi long tercatat sebagai pihak paling merugi, dengan nilai kerugian mencapai $184 juta. Sementara itu, posisi short hanya menyumbang kerugian sekitar $25 juta. Proses likuidasi masif ini terjadi di platform-platform utama seperti Bybit, Binance, OKX, Bitfinex, Huobi, dan BitMEX.
Analisis: Potensi Pembalikan Arah atau Penurunan Lanjutan
Analis kripto terkemuka, Michaël van de Poppe, dalam unggahannya di platform X tanggal 22 Mei, menyoroti lonjakan volatilitas Bitcoin. Ia menilai bahwa pasar kini memasuki fase ‘capitulation’, di mana banyak investor mulai menyerah. Jika harga mampu bertahan di area support krusial dan memantul, ada kemungkinan tren bakal berbalik arah. Namun, jika level support ini tembus, tekanan jual diprediksi bakal semakin dalam.
Sejalan dengan pandangan tersebut, analis dari XForceGlobal yang menggunakan pendekatan Elliott Wave mengamati Bitcoin sedang dalam fase korektif besar, membentuk pola W-X-Y atau ABC setelah mencetak rekor harga tertinggi (ATH).
Pada grafik 4 jam BTC/USD, harga Bitcoin tampak membentuk pola segitiga kontraktif (A-B-C-D-E), yang mengisyaratkan kemungkinan akhir dari gelombang koreksi. Jika tekanan jual berlanjut, harga diperkirakan bisa turun ke kisaran $88.000–$94.000, yang bertepatan dengan level Fibonacci antara 100% hingga 161,8%.
Faktor Pemicu: Ketegangan Geopolitik Global
Selain faktor teknikal, gejolak di pasar kripto turut dipengaruhi situasi geopolitik global. Ketegangan meningkat setelah Amerika Serikat dilaporkan terlibat secara langsung dalam konflik Israel-Iran. Pernyataan mantan Presiden AS, Donald Trump, mengenai serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran pada Sabtu malam, memicu kegelisahan di pasar global—termasuk aset digital. Sentimen negatif ini diperkirakan masih akan membayangi pergerakan pasar dalam waktu dekat.
Dengan kombinasi tekanan teknikal dan geopolitik, pelaku pasar kripto diimbau tetap waspada menghadapi volatilitas yang tinggi dalam beberapa hari ke depan.
Artikel ini bukan merupakan saran atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan mengandung risiko, dan pembaca diharapkan untuk melakukan riset sendiri sebelum membuat keputusan.