Ethereum, mata uang kripto terbesar kedua, kembali menarik perhatian besar dari kalangan institusi keuangan di Wall Street. Dalam 12 hari berturut-turut, arus masuk (inflow) pada ETF Ethereum mencapai total sekitar $743,8 juta, atau setara dengan Rp 12,08 triliun (kurs Rp16.258 per USD), berdasarkan data terakhir per hari Selasa.
Perubahan persepsi para manajer aset institusional terhadap Ethereum semakin positif. Mereka kini mulai melihat Ethereum sebagai kunci utama dalam pengembangan Web3 dan tokenisasi aset dunia nyata, bukan sekadar aset kripto biasa.

Data dari SoSoValue pada hari Selasa menunjukkan bahwa Ethereum spot ETF di Amerika Serikat mengalami inflow yang stabil selama hampir dua minggu terakhir. Pada hari itu, tercatat arus masuk sebesar $109,43 juta (sekitar Rp 1,78 triliun), menjadi angka inflow harian kedua tertinggi sejak Februari 2025.
ETF BlackRock’s ETHA memimpin dengan inflow sebesar $77 juta (sekitar Rp 1,25 triliun). Sejak 11 Mei, ETHA telah mengumpulkan lebih dari 214.000 ETH, mengindikasikan adanya minat yang signifikan dari investor besar terhadap Ethereum. Sementara itu, saldo Ethereum yang tersimpan di bursa turun sebanyak 450.000 ETH dalam satu minggu, angka yang terakhir terlihat pada tahun 2016.
Web3 dan Tokenisasi Aset Ethereum
Dengan regulasi yang semakin jelas dan infrastruktur blockchain yang makin matang, manajer aset mulai memandang ETF Ethereum sebagai pintu akses ke teknologi inti Web3 dan tokenisasi aset dunia nyata. Bila tren ini berlanjut, Ethereum diperkirakan akan menjadi bagian utama dalam portofolio institusional di masa depan.
Berbeda dari Bitcoin yang dikenal dengan narasi “emas digital,” Ethereum menawarkan keunggulan berupa sifat programmable yang lebih kompleks tapi juga memberikan potensi penggunaan yang lebih luas. Hal inilah yang kini mulai menarik perhatian investor institusional yang mencari eksposur ke teknologi blockchain lebih dalam.
Fundamental Ethereum dan Peranannya di Pasar
Selain data inflow ETF, data on-chain juga menunjukkan pemulihan Ethereum yang stabil pasca upgrade Petra. Ethereum masih memimpin berbagai sektor penting di dunia kripto, seperti real-world assets (RWA) dan stablecoin.
Ethereum menguasai lebih dari $7,3 miliar dari total pasar RWA yang mencapai $23 miliar, unggul dibandingkan ZKsync Era, Stellar, dan Solana. Dalam industri stablecoin, Ethereum memegang lebih dari $129 miliar aset, jauh melampaui pesaing seperti Tron, Solana, dan Arbitrum.
Dalam ranah decentralized finance (DeFi), Ethereum tetap menjadi pemimpin dengan total nilai terkunci (TVL) lebih dari $133 miliar dan dominasi pasar sekitar 62%, mengungguli platform pesaing seperti Solana dan Tron.
Arus masuk ETF Ethereum yang menembus Rp 12 triliun selama 12 hari berturut-turut menjadi sinyal kuat bahwa minat institusional terhadap Ethereum terus meningkat. Didorong oleh fundamental on-chain yang solid dan peran besar dalam ekosistem blockchain, Ethereum berpeluang semakin memperkokoh posisinya sebagai tulang punggung Web3 dan tokenisasi aset dunia nyata.
Meski begitu, para investor tetap perlu memantau perkembangan regulasi dan dinamika pasar untuk memastikan momentum ini dapat dimanfaatkan secara optimal.
Sumber: TronWeekly.com, Cryptonews.com
Artikel ini bukan merupakan saran atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan mengandung risiko, dan pembaca diharapkan untuk melakukan riset sendiri sebelum membuat keputusan.