Harga Toncoin (TON) melonjak hampir 15% akhir pekan lalu setelah otoritas Prancis mengizinkan pendiri Telegram, Pavel Durov, untuk meninggalkan negara tersebut.
Pada 15 Maret, TON Foundation mengonfirmasi bahwa paspor Durov telah dikembalikan oleh otoritas setempat, yang artinya ia kini bebas bepergian ke luar negeri.
Pavel Durov Tinggalkan Prancis, Langsung Menuju Dubai
Setelah itu, media Prancis Le Parisien melaporkan bahwa Durov langsung terbang ke Dubai setelah beberapa bulan terakhir terikat aturan hukum di Prancis.
Masalah hukum Durov bermula pada Agustus 2024, saat ia ditangkap oleh otoritas Prancis karena dianggap tidak cukup menindak aktivitas ilegal di Telegram.
Kasus ini sempat memicu perdebatan global soal privasi digital dan kebebasan berinternet. Banyak pihak menilai tuduhan tersebut sebagai upaya membatasi layanan pesan terenkripsi. Di sisi lain, otoritas Prancis menilai Telegram kurang melakukan pengawasan terhadap potensi penipuan dan transaksi ilegal.
Jika terbukti bersalah, Durov bisa menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun dan denda dalam jumlah besar.
Saat itu, ia dibebaskan setelah membayar uang jaminan miliaran rupiah, tapi diwajibkan tetap berada di Prancis untuk mengikuti proses hukum.
Situasi ini juga membuat Telegram memperketat aturan moderasi kontennya. Mereka memperbarui halaman FAQ dan menambahkan fitur pelaporan yang lebih jelas, memungkinkan pengguna melaporkan konten ilegal langsung dari aplikasi.
Sebelumnya, Telegram bersikukuh bahwa semua percakapan bersifat pribadi dan enggan memproses permintaan pihak ketiga. Namun kini, mereka mulai membuka ruang pelaporan melalui tombol “laporkan” (report).
Setelah Durov meninggalkan Prancis, belum ada kepastian apakah kasus hukumnya dihentikan atau masih akan berlanjut.
Di tengah situasi ini, TON Foundation menegaskan komitmennya untuk mendukung komunikasi yang aman, dan percaya bahwa teknologi blockchain bisa menjadi alat untuk memperjuangkan kebebasan digital.
“Komitmen kami terhadap prinsip ini tetap kuat. Kami percaya blockchain adalah teknologi kebebasan — alat inovatif untuk melindungi hak individu — dan kami bangga menjadi bagian dari ekosistem yang memberdayakan orang untuk berkomunikasi dengan aman dan bebas,” kata pihak TON Foundation.
Harga TON Naik, Tapi Adopsi Masih Lambat
Kabar Durov yang dilaporkan meninggalkan Prancis disambut positif oleh komunitas TON. Harga Toncoin naik menjadi $3,58 hari ini, atau sekitar Rp55.000, naik 15% selama akhir pekan. Namun, jika dibandingkan sebulan lalu, harga ini masih 10% lebih rendah.
Minat terhadap mini-game di Telegram dan proyek lain berbasis TON memang sedang menurun, yang turut menekan harga token ini dalam beberapa waktu terakhir.
Meskipun kenaikan harga ini menandakan kepercayaan pasar mulai pulih, arah masa depan TON masih belum jelas. Junai Dar, pendiri perusahaan investasi kripto Bitward Invest, bahkan menyebut aktivitas di blockchain TON sangat rendah, hingga ada yang menyebutnya “mati suri”.
“Apakah ini pertanda kebangkitan? Apakah Durov akan kembali aktif dan membawa TON kembali bersinar di dunia Web3?,” ungkap Dar.
Menurutnya, jika Durov kembali terlibat secara aktif, ini bisa menjadi momentum kebangkitan TON. Tahun lalu, jaringan ini sempat naik daun berkat game seperti Hamster Kombat yang populer di Telegram dan mendorong banyak pengguna baru masuk ke ekosistem TON.