Pedro Fernández Sarmiento, yang dikenal dengan nama panggilan Dro, menjadi sorotan di skuad Barcelona musim ini. Sebagai pemain termuda kedua dari 35 pemain yang menjalani pramusim bersama pelatih Hansi Flick, Dro memulai musim keempatnya sebagai bagian dari klub raksasa Catalan setelah hampir satu dekade mengasah kemampuan di Sekolah Sepak Bola Val Miñor.
Kisah perjalanan Dro dari pemain muda di Nigrán hingga kini menjadi bagian penting di La Masia menarik perhatian para pelatihnya. Mereka memuji kreativitas dan visi permainan yang dimilikinya, bahkan menyebutnya memiliki sentuhan magis ala Andrés Iniesta dan kemampuan membaca permainan yang melebihi Thiago Alcántara.
Perjalanan dan Awal Karier di Val Miñor
Javi Roxo, salah satu pelatih utama di Val Miñor, masih ingat saat pertama kali melihat Dro yang baru berusia empat tahun dan sempat menangis saat latihan perdana. Namun, bakat alami dan kepribadiannya yang hangat menjadikannya cepat menonjol. Bersama Pedro Villar, kawan dekatnya yang juga kini berada di La Masia, Dro sejak kecil sudah menunjukkan perbedaan di lapangan dengan kemampuan memulai dan menyelesaikan serangan secara efektif.
Menurut Roxo, Dro tetap mempertahankan esensi sebagai pemain yang sangat kreatif, sama seperti saat ia bermain di Nigrán dulu. “Dia bermain dengan cara yang sama lincah dan penuh percaya diri seperti saat anak-anak,” ujarnya.
Roxo yang pernah melatih kakak beradik Thiago dan Rafinha Alcántara mengakui bahwa walau teknik Thiago luar biasa, visi permainan Dro bahkan lebih unggul. Pelatih lain, Luis Pérez, yang mengenal Dro sejak usia dini, juga menuturkan bahwa Dro memiliki bakat alami dalam mengolah bola dan kreativitas yang tinggi.
Selain sepak bola, Dro juga berbakat di tenis dan ping-pong, namun akhirnya memilih fokus pada sepak bola karena kecintaannya dan perhatian besar dari orang-orang di sekitarnya.
Kedua pelatih sepakat bahwa Dro adalah pemain yang disiplin dan sangat bertanggung jawab dalam latihan maupun pertandingan, bahkan terkadang terlalu keras pada dirinya sendiri saat melakukan kesalahan. “Dia tidak pernah puas dengan kesalahan yang dibuatnya,” terang Luis Pérez.
Posisi Ideal dan Gaya Bermain
Dro dikenal memiliki kemampuan teknis yang baik dengan kaki kanan sebagai andalan, namun juga menguasai kaki kiri. Keunggulan lain adalah kemampuan menyundul bola dan terutama visi serta kemampuan memulai serangan yang menjadi kekuatan utamanya. Pelatih menilai posisi terbaiknya adalah sebagai gelandang interior, dengan gaya yang lebih mengingatkan pada Andrés Iniesta daripada Pedri.
“Valerón memang hebat, tapi agak lambat. Dro lebih gesit dan memiliki visi permainan yang sebanding,” jelas Roxo. Jika pelatih Flick menempatkannya sebagai winger, Dro juga bisa beradaptasi, meskipun ia bukan tipe Raphinha, melainkan lebih mirip Iniesta yang bermain di sisi kiri.
Para pelatih Val Miñor sangat bangga melihat Dro sudah masuk dalam dinamika tim utama Barcelona. Mereka juga optimis bahwa sahabat dekatnya, Pedro Villar, akan segera menyusul mengikuti jejaknya. Mereka memprediksi Villar akan memulai pramusim bersama tim utama dalam satu tahun ke depan.
Dengan bakat tak terbatas dan dukungan penuh dari lingkungan sekitarnya, Dro hanya perlu melepaskan tekanan dan bermain dengan bebas agar dapat menunjukkan kemampuan maksimalnya. Barcelona pernah memiliki legenda bernama Luisito Suárez pada era 1950-an yang juga dikenal sebagai pesulap lapangan. Mungkinkah Dro akan menjadi penerus warisan magis tersebut?