News

Emas Melonjak, Tapi Mampu Lawan Inflasi? Ini Penjelasan Ekonom

Perbincangan Investasi Emas di Media Sosial

Topik investasi emas kini menjadi sorotan di media sosial, terutama setelah seorang pengguna membagikan pengalamannya membeli emas senilai Rp 10 juta pada tahun 2023 dan menjualnya dengan harga Rp 21 juta pada tahun 2025. Secara umum, kenaikan harga tersebut terlihat menguntungkan. Namun, ada pendapat yang menyatakan bahwa jika memperhitungkan inflasi, nilai Rp 21 juta pada 2025 sama saja dengan Rp 10 juta pada 2023.

Dari sisi ekonomi, emas dikenal sebagai aset yang menawarkan stabilitas. Ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menjelaskan bahwa dalam jangka panjang, tingkat pengembalian emas lebih rendah dibandingkan instrumen lain seperti saham atau obligasi pemerintah. Menurutnya, return emas mirip dengan deposito. Ia juga menekankan bahwa naiknya harga emas sering kali mencerminkan situasi ekonomi yang tidak pasti.

Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga emas tidak hanya terjadi dalam rupiah, tetapi juga terhadap dolar AS dan beberapa mata uang utama dunia lainnya. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan emas dari berbagai investor, termasuk bank sentral, saat kondisi global sedang tidak stabil. Dengan demikian, kenaikan harga emas bisa dianggap sebagai indikasi melemahnya nilai mata uang, bukan peningkatan nilai emas itu sendiri.

Wijayanto juga menyoroti bahwa kenaikan harga emas dalam rupiah lebih tinggi dibandingkan kenaikannya dalam mata uang asing. Ini menunjukkan bahwa para investor melihat risiko investasi di Indonesia lebih besar dibandingkan negara-negara lain. Faktor-faktor seperti kepastian hukum yang lemah, regulasi yang tidak konsisten, birokrasi rumit, serta ketidakpercayaan terhadap kebijakan fiskal dan moneter turut memengaruhi persepsi ini.

Emas Sebagai Pelindung Nilai Aset

Meski memiliki return yang lebih rendah, emas tetap dianggap menguntungkan sebagai alat investasi. Jaya Darmawan, peneliti ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios), menilai bahwa emas memiliki keunggulan dalam menjaga nilai aset dari tekanan inflasi. Ia menekankan bahwa emas memiliki kenaikan yang lebih stabil dalam jangka panjang, terutama dibandingkan tabungan yang rentan tergerus inflasi.

Menurut Jaya, emas cocok digunakan sebagai pelindung nilai dalam portofolio keuangan. Di masa krisis atau perlambatan ekonomi, emas justru memberikan rasa aman. Meskipun tidak mampu memberikan keuntungan besar dalam waktu singkat, emas berfungsi sebagai alat untuk menjaga nilai kekayaan secara keseluruhan.

Jika seseorang ingin mendapatkan return yang lebih tinggi, investasi di sektor riil bisa menjadi pilihan. Namun, risiko yang dihadapi jauh lebih besar dibandingkan investasi emas. Oleh karena itu, pemahaman akan fungsi emas dalam portofolio keuangan sangat penting.

Kesimpulan

Perdebatan tentang keuntungan investasi emas menunjukkan bahwa meskipun returnnya tidak sebesar instrumen lain, emas tetap memiliki peran penting sebagai aset lindung nilai. Dalam situasi inflasi yang tinggi dan ketidakpastian ekonomi, emas menjadi pilihan yang relatif stabil. Meski tidak menawarkan keuntungan besar dalam jangka pendek, emas tetap menjadi alat investasi yang layak dipertimbangkan untuk menjaga nilai aset secara jangka panjang.

Penulis: AdminEditor: Admin