News

Gempa M6 dan 117 Susulan, Sumenep Pernah Alami Bencana Besar

Gempa M6,0 Mengguncang Kabupaten Sumenep

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa berkekuatan M6,0 yang mengguncang Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Gempa ini awalnya dilaporkan dengan kekuatan M6,5, namun kemudian diperbarui menjadi M6,0. Setelah gempa besar pertama terjadi pada dini hari Rabu, 1 Oktober 2025, hingga pukul 12.00 WIB, tercatat sebanyak 117 kali gempa susulan. Dari jumlah tersebut, gempa terbesar mencapai M4,4, sementara yang terkecil adalah M1,9.

Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa wilayah Sumenep dilintasi jalur sumber gempa sesar aktif dengan tingkat aktivitas kegempaan yang tinggi. Ia juga menegaskan bahwa kawasan ini memiliki catatan sejarah gempa merusak dan tsunami beberapa kali.

Sejarah Gempa di Sumenep

Sumenep sudah pernah diguncang gempa yang bersifat merusak sejak tahun 1863. Pada tahun 1891, gempa juga terjadi di Sumenep dan Kepulauan Sapudi. Momentum dua gempa merusak berikutnya terpaut jauh, yaitu pada 1904, lalu pada Juni 2018. Gempa Sumenep-Pulau Sapudi kembali terjadi pada 11 Oktober 2018 dengan kekuatan M6,4. Saat itu, tiga orang meninggal, 34 orang luka-luka, dan 210 rumah rusak.

Selain itu, terdapat gempa M5,0 di Sumenep pada 2 Maret 2019 yang merusak enam rumah. Bencana lindu merusak terakhir terjadi dengan kekuatan M4,9 pada 2 April 2019, merusak 26 rumah di Pulau Raas.

Catatan Tsunami di Wilayah Sumenep

Dalam sejarah, BMKG pernah mencatat adanya tsunami di Pulau Genteng Madura pada 7 Februari 1843. Setelah itu, ada tsunami di Sumenep-Madura pada 23 November 1889. Menurut Daryono, wilayah Sumenep secara tektonik merupakan kawasan paling rawan gempa dan tsunami di Madura.

Dampak Gempa di Empat Kecamatan

Berdasarkan peta guncangan BMKG, gempa M6,0 bisa dirasakan di Pulau Sapudi dalam skala intensitas V-VI MMI, yang berarti tingkat kerusakan bangunan cukup signifikan. Di Sumenep, Pamekasan, dan Surabaya, intensitasnya III-IV MMI. Sementara di Tuban, Denpasar, Gianyar, intensitasnya III MMI. Di Tabanan, Buleleng, Kuta, Banyuwangi, intensitasnya II-III MMI, sedangkan di Lombok Utara, Mataram, Lombok Tengah, Malang, dan Blitar, intensitasnya II MMI.

Tim gabungan mencatat sebanyak 121 rumah di Kecamatan Gayam rusak akibat gempa M6,0 dan gempa susulannya hingga Rabu sore. Selain hunian, tim lapangan juga melaporkan kerusakan pada 6 masjid dan 1 musala, 8 sekolah, serta satu puskesmas bertingkat. Di Kecamatan Nonggunong, tercatat kerusakan pada 17 rumah, 2 masjid, 1 mushola, serta 3 sekolah. Di Kecamatan Talango, hanya satu rumah yang rusak. Di Desa Benuaju Timur, Kecamatan Batang-batang, juga terdapat satu rumah yang rusak.

Menurut laporan lapangan yang disebarkan oleh Daryono hingga Rabu sore, terdapat enam orang korban luka yang dirawat di Puskesmas Gayam. Dari data ini, terlihat dampak gempa yang signifikan terhadap masyarakat setempat, terutama di wilayah-wilayah yang dekat dengan sumber gempa.

Penulis: AdminEditor: Admin