News

Guru MBG Dapat Insentif Rp100 Ribu Per Hari, Pemerintah Siapkan Skema Baru

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Beri Insentif Khusus untuk Guru

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh pemerintah akhirnya memberikan kabar baik bagi para guru. Selama ini, guru sering dianggap sebagai pihak yang terbebani karena harus bertanggung jawab atas distribusi makanan tanpa mendapatkan apresiasi yang sepadan. Kini, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan memastikan adanya skema insentif khusus bagi guru yang terlibat langsung dalam pendistribusian dan pengecekan program MBG di sekolah.

Dalam pernyataannya, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Rizaul Haq, menyatakan bahwa insentif akan diberikan sebesar Rp100.000 per hari bagi guru yang ditunjuk sebagai penanggung jawab. Penunjukan ini dilakukan oleh kepala sekolah dengan sistem bergilir agar semua guru memiliki kesempatan mendapatkan tambahan penghasilan. Skema ini diharapkan bisa menjadi angin segar bagi guru honorer yang selama ini menghadapi keterbatasan penghasilan.

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan infrastruktur pendukung melalui 16 Balai Pelayanan di berbagai provinsi yang akan berfungsi sebagai pusat pemenuhan gizi. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjalankan program MBG secara lancar sekaligus membantah anggapan bahwa guru hanya dijadikan “budak MBG”.

Mengapa Insentif Guru MBG Penting?

Isu guru yang merasa terbebani oleh program MBG bukanlah hal baru. Sebelumnya, banyak laporan dari lapangan menyebutkan bahwa guru dituntut bekerja ekstra tanpa kompensasi yang jelas. Kritik ini bahkan sampai ke DPR dan sempat menjadi perdebatan serius.

Dengan adanya kebijakan insentif sebesar Rp100.000 per hari, pemerintah berusaha mengubah paradigma tersebut. Guru tidak lagi dipandang sebagai pihak yang dikorbankan, tetapi sebagai mitra strategis dalam mendukung keberhasilan program gizi nasional. Insentif ini juga menjadi wujud penghargaan atas kerja keras guru yang selama ini tidak hanya mengajar, tetapi juga memastikan kesehatan anak didik melalui pengawasan distribusi makanan bergizi.

Skema Penunjukan Guru Penanggung Jawab

Dalam praktiknya, kepala sekolah akan menunjuk guru yang menjadi penanggung jawab distribusi MBG setiap harinya. Sistem rolling diberlakukan agar semua guru mendapat giliran dan kesempatan menerima insentif. Hal ini diharapkan dapat menciptakan rasa keadilan serta meringankan beban kerja guru.

Kebijakan ini juga membuka ruang bagi guru honorer untuk mendapatkan tambahan penghasilan yang cukup signifikan. Dengan Rp100.000 per hari, seorang guru bisa menambah pendapatannya hingga jutaan rupiah per bulan jika terlibat aktif dalam distribusi MBG.

Dukungan Infrastruktur dan Pengawasan

Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) telah melantik pejabat di 16 Balai Pelayanan yang tersebar di provinsi-provinsi prioritas. Balai ini berfungsi sebagai pusat pemenuhan pelayanan gizi sekaligus menjadi wadah koordinasi dan pengawasan. Kehadiran balai di tingkat daerah diharapkan dapat meminimalisasi permasalahan di lapangan, termasuk isu keracunan makanan yang sempat terjadi di beberapa daerah.

Langkah antisipatif lain yang diambil adalah dorongan kepada sekolah-sekolah untuk membentuk tim pelaksana UKS. Tim ini nantinya dapat bekerja sama dengan guru penanggung jawab MBG dalam memastikan keamanan, kualitas, dan kelancaran distribusi makanan bergizi.

Potensi Program MBG yang Lebih Efektif

Kebijakan pemberian insentif Rp100.000 per hari bagi guru penanggung jawab distribusi MBG menjadi kabar menggembirakan bagi dunia pendidikan, terutama bagi para guru honorer. Skema ini tidak hanya memberikan penghargaan atas peran penting guru dalam mendukung program nasional, tetapi juga menepis stigma bahwa guru hanya menjadi “beban” dalam pelaksanaan MBG.

Dengan dukungan infrastruktur, pengawasan ketat, serta keterlibatan aktif guru di lapangan, program MBG berpotensi berjalan lebih efektif. Harapannya, kebijakan ini bukan hanya meningkatkan kesejahteraan guru, tetapi juga membawa dampak positif terhadap kesehatan dan gizi anak-anak Indonesia di masa depan.

Penulis: AdminEditor: Admin