Publica — Pasar kripto mengalami gejolak besar setelah Bitcoin anjlok ke level terendah sejak awal Januari, memicu likuidasi massal senilai $2 miliar. Penurunan ini terjadi menyusul pengumuman Presiden Donald Trump mengenai tarif baru yang meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya inflasi.
Tarif Baru Picu Ketidakstabilan Pasar
Pada Minggu, Trump mengumumkan rencana penerapan tarif 25% terhadap impor dari Kanada dan Meksiko serta tarif 10% terhadap barang-barang asal China. Kebijakan ini, yang menargetkan tiga mitra dagang terbesar Amerika Serikat, akan mulai berlaku pada Selasa.
Trump menyatakan bahwa tarif tersebut merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk meningkatkan keamanan perbatasan dan memerangi krisis opioid, khususnya perdagangan fentanil.
Namun, para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat meningkatkan biaya bagi konsumen karena perusahaan kemungkinan akan membebankan biaya tambahan kepada pelanggan mereka.
Sementara Gedung Putih menegaskan bahwa langkah ini akan memperkuat sektor manufaktur dalam negeri, para ahli khawatir tarif baru justru dapat memperburuk inflasi dan memicu konflik dagang yang berdampak luas, termasuk hilangnya lapangan kerja serta gangguan rantai pasokan global.
Pasar Kripto Merosot Tajam
Pengumuman tarif ini memicu volatilitas di pasar kripto seiring dengan meningkatnya kekhawatiran investor terhadap tekanan inflasi yang lebih tinggi. Bitcoin turun di bawah angka $100.000 pada Sabtu dan terus merosot hingga $91.341. Ethereum juga mengalami penurunan tajam lebih dari 25%, mencapai harga $2.125.
Menurut laporan Coinglass, Gejolak ini menyebabkan likuidasi posisi long senilai $1,7 miliar dalam 24 jam terakhir. Trader Ethereum mengalami kerugian terbesar dengan likuidasi mencapai $528 juta, sementara trader Bitcoin menghadapi likuidasi senilai $421 juta.
Kapitalisasi Pasar Kripto Menyusut
Akibat turbulensi ini, kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan menyusut sekitar 8%. Sebagian besar aset kripto mencatat kerugian dua digit hanya dalam satu hari. XRP dan DOGE turun 30%, ADA merosot 35%, sementara SOL dan BNB masing-masing kehilangan 15% dari nilainya.
Ketidakpastian akibat kebijakan tarif baru AS dan dampaknya terhadap inflasi global diperkirakan akan terus memengaruhi sentimen pasar dalam beberapa hari mendatang.