News

Harga Minyak Mentah Naik Sedikit, Brent dan WTI Mengarah pada Koreksi Mingguan

Harga Minyak Stabil Jelang Akhir Pekan, Namun Tetap Berada di Jalur Penurunan

Harga minyak mentah mengalami stabilitas menjelang akhir pekan, meskipun tetap berada dalam jalur penurunan mingguan sekitar 7% hingga 8%. Hal ini terjadi setelah munculnya berita tentang potensi peningkatan pasokan dari OPEC+.

Pada hari Jumat (3/10/2025) pukul 17.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2025 naik sebesar 32 sen atau 0,5%, menjadi US$ 64,43 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November 2025 juga meningkat sebesar 32 sen atau 0,53%, mencapai US$ 60,80 per barel.

Selama pekan ini, harga Brent telah turun sebesar 8,1%, sedangkan WTI diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 7,5%. Analis UBS, Giovanni Staunovo, menyatakan bahwa pasar saat ini berada dalam mode “tunggu dan lihat” terkait keputusan OPEC+ pada akhir pekan. Ia menambahkan bahwa kenaikan harga yang moderat pada hari Jumat kemungkinan besar disebabkan oleh sentimen risiko yang positif.

OPEC+ diperkirakan akan menyetujui peningkatan produksi minyak hingga 500.000 barel per hari (bph) pada bulan November, tiga kali lipat dari peningkatan pada bulan Oktober. Ini dilakukan karena Arab Saudi berupaya untuk merebut kembali pangsa pasar. Informasi ini berasal dari sumber yang memberi keterangan kepada Reuters beberapa waktu lalu.

Para analis memperkirakan bahwa potensi peningkatan pasokan OPEC+, perlambatan operasional kilang minyak mentah global akibat pemeliharaan, serta penurunan permintaan musiman dalam beberapa bulan mendatang akan membebani sentimen pasar.

Janiv Shah, analis Rystad Energy, menyampaikan bahwa indikator permintaan telah sedikit menurun di Cekungan Atlantik seiring berakhirnya permintaan musim panas. Selain itu, saldo tersirat kelebihan pasokan dari perspektif fundamental yang dimulai pada bulan Oktober semakin menguat.

Di sisi lain, analis JPMorgan percaya bahwa September merupakan titik balik, dengan pasar minyak menuju surplus yang cukup besar pada kuartal keempat dan tahun depan.

Kebakaran di Kilang Chevron El Segundo

Pada hari Jumat, kebakaran terjadi di kilang Chevron El Segundo semalam. Meskipun seorang pejabat daerah menyatakan bahwa api hanya terbatas pada satu area, kilang tersebut merupakan salah satu yang terbesar di Pantai Barat AS, dengan kapasitas sebesar 290.000 barel per hari.

Sampai saat ini, belum jelas apakah ada dampak pada produksi. Namun, para analis memprediksi bahwa dampaknya terhadap harga minyak akan terbatas. Tamas Varga, analis PVM, menyatakan bahwa kilang El Segundo berada di Pantai Barat, yang terisolasi dari wilayah AS lainnya dalam hal aliran minyak domestik; oleh karena itu, dampaknya kemungkinan dapat diabaikan.

Ole Hansen, analis Saxo Bank, menambahkan bahwa selain mengangkat harga bensin yang sudah tinggi di California, kebakaran ini seharusnya tidak memiliki dampak lebih luas pada pasar. Ia menilai bahwa situasi tersebut tidak akan memengaruhi secara signifikan harga minyak secara keseluruhan.

Penulis: AdminEditor: Admin