Insiden Keracunan Massal di Sekolah Menengah Pertama
Beberapa hari lalu, terjadi kembali insiden keracunan makanan yang menimpa sejumlah siswa. Kali ini, kejadian tersebut terjadi di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kejadian ini terjadi pada Senin, 29 September 2025, dan menimpa puluhan siswa yang sedang mengikuti program makanan bergizi gratis (MBG).
Para siswa dilaporkan mengalami gejala seperti mual, pusing, dan lemas setelah menyantap hidangan dari program MBG yang disediakan oleh sekolah. Dari data sementara, diperkirakan sebanyak 47 siswa terdampak dari total 422 penerima MBG di kelas VII dan VIII.
Sebanyak 13 siswa harus menjalani perawatan intensif di Puskesmas Pamarican, sementara dua orang lainnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banjar karena kondisi yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Sisanya ditangani di Puskesmas Banjarsari.
Tindakan Bupati Ciamis
Bupati Ciamis, H. Herdiat Sunarya, langsung turun tangan untuk meninjau kondisi para korban di Puskesmas Pamarican. Ia menyampaikan rasa prihatin atas musibah yang terjadi dan menegaskan bahwa penyebab keracunan masih dalam proses pemeriksaan oleh tim medis.
“Saya sangat prihatin atas musibah yang dialami siswa SMPN 4 Pamarican. Saat ini kami sedang memastikan sumbernya,” ujarnya.
Sanksi Tegas untuk Pelaku
Menanggapi kejadian ini, Bupati Herdiat memberikan peringatan keras. Ia memastikan pemerintah daerah akan mengambil langkah tegas jika hasil investigasi membuktikan adanya kelalaian dari pihak penyedia program MBG.
“Yang terpenting, penyebabnya harus dipastikan dulu. Kalau memang ada unsur kelalaian, tentu akan ada sanksi. Kalau perlu dihentikan sementara, kita hentikan. Kalau permanen, ya permanenkan,” tegasnya.
Bupati juga menekankan pentingnya kedisiplinan waktu dan higienitas kepada Satuan Pelayanan Program Makanan Bergizi (SPPG). Ia secara spesifik menyoroti standar waktu maksimal penyajian makanan setelah dimasak.
“Kalau makanan akan dibagikan pukul 10 atau 11, proses memasak maksimal empat jam sebelumnya. Kalau sampai lebih dari 12 jam, jelas itu bentuk kelalaian yang tak bisa ditoleransi,” pungkasnya.
Langkah Pencegahan dan Penyempurnaan
Dalam upaya mencegah terulangnya kejadian serupa, Bupati Ciamis menyarankan agar semua pihak terkait lebih waspada dalam menjalankan program MBG. Ia menilai pentingnya pengawasan yang ketat terhadap proses produksi dan distribusi makanan.
Selain itu, ia juga menekankan perlunya koordinasi antara pihak sekolah, penyedia makanan, dan petugas kesehatan agar dapat memastikan kualitas dan keselamatan makanan yang diberikan kepada siswa.
Pihak sekolah juga diminta untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Hal ini menjadi bagian dari upaya pencegahan berbagai risiko kesehatan, termasuk keracunan makanan.
Kesimpulan
Insiden keracunan massal di SMPN 4 Pamarican menjadi peringatan bagi seluruh pihak yang terlibat dalam program MBG. Diperlukan langkah-langkah preventif dan pengawasan yang lebih ketat agar kejadian serupa tidak terulang. Selain itu, pentingnya komunikasi dan kolaborasi antara berbagai pihak menjadi kunci dalam memastikan keberhasilan dan keamanan program makanan bergizi ini.