Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bersama Google meluncurkan inovasi asisten medis berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang khusus untuk mendukung misi luar angkasa. Teknologi ini bertujuan membantu astronaut dalam menghadapi masalah kesehatan secara mandiri saat dokter tidak tersedia di kapal atau ketika komunikasi dengan Bumi terputus.
Proyek yang dinamakan Crew Medical Officer Digital Assistant (CMO-DA) ini menggunakan kecanggihan AI untuk memberikan panduan medis yang cepat dan akurat dalam kondisi kritis, memastikan keselamatan dan kesehatan awak dalam lingkungan ruang angkasa yang penuh tantangan.
Teknologi Canggih Berbasis Google Vertex AI
Menurut laporan TechCrunch pada Jumat (8/8/2025), CMO-DA memanfaatkan input berupa teks, suara, dan gambar untuk mendiagnosis dan memberikan solusi medis. Sistem ini berjalan di platform Vertex AI milik Google Cloud, yang menyediakan infrastruktur lengkap mulai dari layanan penyimpanan cloud, pengembangan aplikasi, hingga pelatihan model AI.
David Cruley, teknisi dari Unit Bisnis Google Public Sector, menjelaskan bahwa NASA memiliki akses penuh terhadap kode sumber aplikasi dan turut berkontribusi dalam menyempurnakan model AI. Platform Vertex AI juga memungkinkan integrasi model-model AI dari Google maupun mitra eksternal, sehingga memperkaya kemampuan asisten medis ini.
Pengujian dalam Tiga Kasus Medis Nyata
CMO-DA telah menjalani serangkaian uji coba dalam tiga skenario medis utama, yaitu cedera pergelangan kaki, nyeri panggul, dan nyeri telinga. Pengujian dilakukan oleh tiga dokter, termasuk seorang astronaut, yang mengevaluasi seluruh proses mulai dari pemeriksaan awal, pengumpulan riwayat medis, penalaran klinis, hingga rekomendasi penanganan.
Hasilnya menunjukkan akurasi antara 74 hingga 88 persen, sebuah capaian yang menjanjikan dalam mendukung keputusan medis di ruang angkasa yang penuh keterbatasan.
Pengembangan dan Tantangan Selanjutnya
NASA berencana untuk memperluas kemampuan CMO-DA dengan menggabungkan data dari perangkat medis yang ada di kapal serta melatih AI agar dapat mengenali masalah kesehatan yang spesifik di lingkungan gravitasi mikro. Hal ini penting mengingat komunikasi antara kapal dan Bumi dapat mengalami keterlambatan hingga 20 menit, sehingga respon cepat dari asisten medis sangat krusial.
Potensi Penggunaan di Bumi
Meski difokuskan untuk misi luar angkasa, David Cruley menyatakan bahwa teknologi ini juga berpeluang diterapkan di layanan kesehatan di Bumi setelah mendapatkan izin regulasi yang diperlukan. Jika model ini berhasil divalidasi saat diuji coba di orbit, penggunaannya di fasilitas medis di daratan diperkirakan akan menjadi langkah selanjutnya yang logis dan bermanfaat luas.
Sumber: www.ponselio.com