Carlos Alcaraz langsung tancap gas di Wimbledon 2025. Hanya tiga hari usai meraih gelar di Queen’s Club, petenis muda asal Spanyol itu langsung menjalani sesi latihan intensif bersama pelatih utamanya, Juan Carlos Ferrero. Reuni ini menandai keseriusan Alcaraz mempertahankan gelar Grand Slam lapangan rumput miliknya di All England Club.
Selama kampanye sukses di Queen’s Club pekan lalu, Alcaraz didampingi pelatih Samuel Lopez. Namun, setibanya di London untuk persiapan Wimbledon, ia langsung kembali ke tangan Ferrero—mentor yang telah mengasah talentanya sejak masa junior hingga kini mengoleksi tiga gelar Grand Slam.
Latihan Alcaraz dan Ferrero berlangsung di Aorangi Park, area latihan utama para unggulan Wimbledon. Duet keduanya telah terbukti ampuh di lapangan rumput, tercermin dari keberhasilan mengamankan gelar Wimbledon 2023 dan mempertahankan dominasi di Queen’s Club dua musim terakhir.
Kembalinya Ferrero ke sisi Alcaraz bukan sekadar formalitas. Pria yang juga pernah menjadi petenis nomor satu dunia itu dikenal sebagai arsitek utama perkembangan Alcaraz, mulai dari pembentukan karakter hingga strategi bermain di berbagai permukaan, termasuk di lapangan rumput yang sebelumnya menjadi tantangan bagi petenis Spanyol.
Kehadiran Ferrero diyakini akan membuat Alcaraz tampil lebih matang, disiplin, dan siap menghadapi persaingan ketat di SW19.
Transformasi di Lapangan Rumput
Kemampuan Alcaraz di atas rumput meningkat pesat dalam dua musim terakhir. Ia tak lagi hanya dikenal sebagai spesialis lapangan tanah liat, melainkan kini menjadi ancaman serius di semua permukaan. Sejak Miami, Alcaraz mencatat rekor luar biasa 27 kemenangan dari 28 laga, hanya satu kali kalah di babak awal.
Pada musim lalu, ia sukses menjuarai Wimbledon 2023 dengan menaklukkan Novak Djokovic dalam duel lima set. Kini, sebagai unggulan kedua, Alcaraz dijagokan kembali mengangkat trofi di London.
Misi Besar: Samai Rekor Bjorn Borg
Datang ke Wimbledon 2025, Alcaraz mengantongi rekor 18 kemenangan beruntun—catatan terbaik dalam kariernya. Setelah berjaya di Roma dan Roland Garros, termasuk menundukkan Jannik Sinner di final Prancis Terbuka 2025, ia kini membidik target langka: meraih gelar Roland Garros dan Wimbledon secara beruntun dua tahun berturut-turut.
Sejauh ini, hanya legenda Swedia Bjorn Borg yang pernah mencatat prestasi serupa dalam sejarah Era Terbuka, tepatnya pada periode 1978-1980.
Walau masih menempati posisi dua dunia, Alcaraz memimpin klasemen PIF ATP Live Race To Turin—indikator perburuan gelar ATP Year-End No. 1. Ia kini unggul 2.240 poin atas Jannik Sinner, pesaing terdekatnya. Jika tampil maksimal di Wimbledon, peluang Alcaraz untuk mengakhiri musim sebagai pemain terbaik dunia kian terbuka meski peringkat dunianya belum bisa menggeser Sinner selama turnamen berlangsung.
Dengan kondisi fisik yang prima, mental juara, serta dukungan penuh dari Ferrero, Carlos Alcaraz siap kembali menjadi sorotan utama di Wimbledon 2025. Tak hanya mempertahankan gelar, ia juga berambisi memecahkan rekor, menjaga momentum kemenangan, dan memperkuat posisinya sebagai bintang utama di era baru tenis dunia.