Emma Raducanu kembali mencuri perhatian publik tenis Inggris menjelang Wimbledon 2025. Meski baru saja merebut kembali status petenis putri nomor satu di Inggris, Raducanu masih berjuang menemukan performa puncak yang dulu membawanya ke puncak dunia pada 2021.
Pada tahun 2021, dunia tenis dikejutkan oleh penampilan luar biasa Raducanu yang menjuarai US Open sebagai qualifier — prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah era Open. Kemenangan sensasional itu membuat ekspektasi terhadap Raducanu melonjak tinggi.
Namun, setelah menembus jajaran 10 besar dunia, perjalanan Raducanu tak semulus dongeng di Flushing Meadows. Cedera pergelangan tangan dan kaki, performa yang naik-turun, serta pergantian pelatih menjadi tantangan tersendiri dalam perjalanan kariernya.
Meski titel US Open 2021 masih jadi satu-satunya gelar Raducanu, performa terbaru menunjukkan sinyal positif. Ia menembus perempat final di Miami, mencapai babak 16 besar di Roma, dan kembali ke perempat final di Queen’s Club. Kini, Raducanu kembali menempati ranking 38 dunia dan tetap menjadi tumpuan harapan Inggris meraih juara tunggal putri Wimbledon yang sudah lama dinanti.
Peran Mark Petchey dan Tantangan Baru
Mark Petchey, mantan pelatih Andy Murray, kini bergabung dalam tim Raducanu sejak April. Petchey menyoroti betapa permainan tenis telah berubah sejak 2021. “Bola sekarang empat kali lebih berat dan Emma bukan petenis dengan pukulan terkuat,” ujar Petchey. Ia menekankan pentingnya Raducanu untuk memulai kembali kariernya dengan semangat baru.
Petchey juga membantah anggapan bahwa Raducanu kehilangan fokus akibat banyaknya kesibukan di luar lapangan atau kontrak sponsor besar setelah sukses di US Open. Menurutnya, Raducanu tetap berkomitmen penuh untuk tenis.
Di tengah persiapan menuju Wimbledon 2025, Raducanu juga menghadapi masalah cedera punggung yang memaksanya mundur dari turnamen Berlin Open. Selain itu, kehidupan pribadinya pun menjadi sorotan, termasuk rumor kedekatannya dengan juara Wimbledon putra, Carlos Alcaraz, usai pengumuman rencana tampil bersama di nomor ganda campuran US Open mendatang.
Terlepas dari berbagai tantangan, Raducanu masih memiliki kualitas untuk bersaing dengan petenis terbaik dunia. Ia kini membidik hasil lebih baik dari pencapaiannya dua kali menembus babak keempat Wimbledon. Dukungan publik tuan rumah diharapkan mampu melecut kembali permainan lepas ala remaja yang pernah ia tunjukkan.
Wimbledon kali ini akan menjadi ajang pembuktian, apakah Raducanu bisa menemukan kembali ‘sihir’ yang sempat menggegerkan dunia tenis tiga tahun lalu.