Pembalap tim Pertamina Enduro VR46, Fabio Di Giannantonio, tak dapat menyembunyikan rasa kecewanya setelah hanya finis di posisi keenam pada gelaran MotoGP Belanda 2025 yang berlangsung di Sirkuit Assen, Minggu (30/6/2025). Meski sempat yakin motornya mampu bersaing di posisi lima besar, Di Giannantonio, yang akrab disapa Diggia, harus puas dengan hasil yang kurang memuaskan.

Perjuangan Berat di Sirkuit Assen

Diggia mengungkapkan, balapan kali ini merupakan tantangan tersendiri. Sejak sesi pemanasan, ia sudah merasakan ada kendala pada motornya, khususnya pada bagian belakang yang terasa licin dan minim traksi saat keluar tikungan.

“Awalnya kondisi cukup baik, tapi sejak pemanasan, bagian belakang terasa seperti meluncur di atas es. Beberapa lap awal, saya mundur karena sulit mendapatkan traksi,” ungkap Diggia dikutip dari MotoSan.

Memasuki pertengahan lomba, pembalap asal Italia ini mulai menemukan ritme dan melakukan penyesuaian gaya balap. “Saya sadar bisa mendapat lebih banyak potensi dari motor saat kemiringan antara 45-50 derajat.

Saya mulai mengerem lebih lembut di lintasan lurus dan lebih keras di tikungan, lalu membuka gas di sudut tertentu,” jelasnya. Namun, perubahan strategi ini membuatnya harus berkendara secara bertahan sepanjang balapan.

Persaingan Ketat dan Kontak di Lintasan

Laga di lintasan Assen bukan hanya soal kecepatan, melainkan juga adu strategi dan ketahanan. Diggia sempat terlibat duel sengit dengan rekan setimnya, Franco Morbidelli, yang dinilainya sangat sulit untuk disalip. “Morbidelli selalu sulit didahului.

Saya merasa lebih cepat, tapi ia bertahan, dan akhirnya kami sempat bersentuhan,” beber pembalap 28 tahun itu. Pertarungan dengan Morbidelli, ditambah duel melawan Maverick Vinales (Red Bull KTM Tech3), membuat Diggia kehilangan waktu berharga.

“Sayangnya, pertarungan itu membuat saya kehilangan beberapa detik penting. Seandainya tidak ada insiden itu, mungkin posisi lima besar bisa diraih. Tapi, andai-andai tidak akan membawa kita ke mana-mana. Tetap saja, itu cukup mengganggu saya,” ujar Diggia.

Iklan

Sindiran untuk Pedro Acosta

Bukan hanya soal hasil balapan, Diggia juga menyoroti rumor yang beredar terkait Pedro Acosta yang disebut-sebut akan pindah ke VR46. Ia menegaskan agar Acosta fokus saja pada kariernya sendiri di KTM. “Acosta ke Ducati VR46? Lebih baik dia konsentrasi pada KTM saja,” sindir Diggia.

Lebih lanjut, Diggia mengaku tidak tertarik dengan spekulasi terkait masa depan Acosta. “Saya bahagia di Ducati bersama tim saya. Jadi, apa yang dilakukan Pedro bukan urusan saya,” tegasnya. Diggia juga menilai, terlalu banyak bicara soal tim lain bisa mengganggu keharmonisan tim Acosta sendiri.

“Saya kasihan pada timnya. Membicarakan merek lain tidak tepat. Mungkin ia harus lebih fokus pada dirinya sendiri, apalagi ada banyak pembalap KTM yang tampil bagus,” tambahnya.

Optimisme Jelang MotoGP Jerman 2025

Meski kecewa di Assen, Diggia tetap optimistis menghadapi seri berikutnya di MotoGP Jerman, yang akan digelar di Sachsenring pada 11-13 Juli 2025. Ia menilai, karakteristik sirkuit dengan banyak tikungan kiri sangat sesuai dengan gaya balap dan kekuatannya.

“Saya selalu menikmati balapan di Sachsenring, apalagi banyak tikungan ke kiri yang jadi favorit saya. Ditambah lagi, pengelolaan ban di sana adalah salah satu keunggulan saya,” ucapnya penuh semangat.

Tak hanya dirinya, teknisi elektronik tim VR46 pun menaruh harapan besar di Sachsenring. “Secara keseluruhan, kami sedang dalam momentum yang baik, tim bekerja cepat dan saya menikmati setiap momen di atas motor. Setelah balapan yang sulit di Assen, saya tidak sabar kembali ke lintasan,” pungkas Diggia.