Final Lexus Eastbourne Open 2025 bakal menghadirkan pertarungan langka antara dua bintang muda tenis dunia, Alexandra Eala dan Maya Joint. Keduanya sukses menembus babak puncak setelah melewati lawan-lawan tangguh, menjanjikan duel penuh energi yang siap memikat perhatian pecinta tenis global.
Ajang bergengsi di Eastbourne tahun ini mencatat sejarah baru. Dengan kombinasi usia Eala (20 tahun) dan Joint (19 tahun), final kali ini menjadi yang termuda sejak 1981. Predikat tersebut membuat pertandingan ini semakin ditunggu-tunggu, mengingat kedua petenis sama-sama menunjukkan performa menanjak sepanjang turnamen.
Alexandra Eala Ukir Sejarah untuk Filipina
Nama Alexandra Eala kini semakin bersinar setelah menjadi petenis Filipina pertama yang berhasil lolos ke final turnamen WTA. Keberhasilan ini diraih setelah Eala menaklukkan Varvara Gracheva lewat laga dramatis tiga set, 7-5, 2-6, 6-3, dalam waktu lebih dari dua jam.
Perjalanan Eala menuju final tidak mudah. Setelah sempat menorehkan prestasi di Miami Open dengan mengalahkan tiga juara Grand Slam, performanya memang sempat menurun. Namun, lapangan rumput Eastbourne memberinya kesempatan kedua. Berawal dari babak kualifikasi di Nottingham dan Eastbourne, Eala sukses menyingkirkan nama-nama besar seperti Lucia Bronzetti, Jelena Ostapenko (walkover), Dayana Yastremska, hingga Gracheva.
Semifinal melawan Gracheva menjadi bukti ketangguhan mental Eala. Setelah sempat unggul di set pembuka, Eala harus melihat lawannya membalikkan keadaan sebelum akhirnya ia kembali merebut momentum di set penentuan. Gim penentu di set ketiga bahkan berlangsung hingga lima kali deuce, menandakan ketatnya pertarungan kedua pemain.
Dari segi statistik, Eala menunjukkan efisiensi lebih baik, dengan servis pertama masuk sebesar 74% dan memaksimalkan semua break point di set pembuka, sementara Gracheva hanya mampu mengonversi dua dari delapan peluang break point.
Maya Joint, Ancaman Serius di Final
Di sisi lain, Maya Joint tampil impresif dengan menyingkirkan Anastasia Pavlyuchenkova 7-5, 6-3 di semifinal. Petenis muda Australia ini sempat tertinggal di set pertama, namun berhasil bangkit dan membalikkan keadaan. Final Eastbourne 2025 menjadi pertemuan perdana antara Eala dan Joint di level profesional.
Joint kini duduk di peringkat 51 dunia dan memburu gelar WTA keduanya setelah sebelumnya juara di Rabat. Meski demikian, dengan performa Eala yang tengah menanjak di lapangan rumput, laga final diprediksi berlangsung sangat kompetitif.
Pertemuan Alexandra Eala dan Maya Joint bukan sekadar memperebutkan gelar, tetapi juga menjadi simbol regenerasi di dunia tenis putri. Usia muda mereka dan kualitas permainan yang matang membuat laga final ini jadi buah bibir di kancah internasional.
Bagi Eala, kemenangan di Eastbourne bukan hanya sejarah bagi Filipina, melainkan juga menjadi modal penting menatap turnamen Wimbledon yang sebentar lagi digelar. Sementara Joint juga berpeluang menutup musim rumput dengan kejutan besar. Siapa pun pemenangnya, final Lexus Eastbourne Open 2025 sudah pasti akan dikenang sebagai salah satu laga paling bersejarah dalam dunia tenis modern.