Iga Swiatek kembali membuktikan kelasnya di ajang Grand Slam dengan penampilan yang penuh perjuangan. Pada putaran kedua Wimbledon 2025 yang berlangsung di Centre Court, unggulan kedelapan asal Polandia ini harus berjuang keras sebelum akhirnya mengalahkan petenis Amerika Serikat, Caty McNally, dengan skor 5-7, 6-2, 6-1.

Pertandingan yang berlangsung selama 2 jam 25 menit tersebut menjadi ujian mental dan fisik bagi Swiatek. Setelah kehilangan set pertama, ia menunjukkan kebangkitan dengan permainan agresif di dua set berikutnya, memastikan tiketnya melaju ke babak 32 besar Wimbledon.

“Di set kedua dan ketiga, saya akhirnya bisa bermain sesuai keinginan,” ujarnya usai pertandingan. “Set pertama saya sempat kehilangan fokus meski sempat unggul lebih dulu, tapi saya senang bisa mengembalikan permainan saya.”

Swiatek Catat Rekor Grand Slam yang Mengesankan

Kemenangan atas McNally membawa Swiatek mencatat rekor istimewa di dunia tenis. Ia menjadi petenis ketiga dalam abad ini yang mampu menembus babak ketiga Grand Slam dalam 22 turnamen berturut-turut, menyamai jejak legenda seperti Amelie Mauresmo dan Serena Williams.

Sejak tersingkir di babak kedua US Open 2019, Swiatek konsisten mencapai babak ketiga di setiap turnamen Grand Slam yang diikutinya. Secara keseluruhan, ia telah mengantongi 23 kemenangan dari 25 laga putaran kedua di ajang-ajang mayor.

Hadapi Danielle Collins di Babak Berikutnya

Di babak ketiga, Swiatek akan berhadapan dengan Danielle Collins, petenis Amerika yang pernah menembus jajaran Top 10 dunia. Meskipun Swiatek unggul 7-2 dalam rekor pertemuan mereka, Collins membawa kepercayaan diri setelah menang dalam pertemuan terakhir mereka di Roma 2025 di lapangan tanah liat.

Kemenangan pertama Collins atas Swiatek juga diraih di semifinal Australian Open 2022, sebuah panggung besar dalam kariernya. Pertarungan selanjutnya diprediksi akan menjadi duel sengit antara dua petenis dengan gaya bermain agresif.

Jejak Pertarungan Lama Swiatek dan McNally

Sejarah pertemuan antara Swiatek dan McNally dimulai sejak masa junior. Keduanya pernah menjadi pasangan ganda yang menjuarai French Open Junior 2018, namun juga sempat saling berhadapan di semifinal tunggal turnamen yang sama, di mana McNally keluar sebagai pemenang.

Swiatek pun tak butuh waktu lama untuk bangkit dengan merebut gelar Grand Slam junior tunggal di Wimbledon 2018, memperlihatkan potensinya sebagai bintang masa depan.

Di tingkat profesional, ini adalah pertemuan kedua mereka. Swiatek memenangkan pertemuan pertama di turnamen WTA Ostrava 2022 dalam pertandingan dua set langsung yang ketat.

Iklan

Penampilan Impresif McNally Meski Tak Berhasil Menang

Bagi McNally, performanya kali ini sangat mengesankan mengingat ia baru saja pulih dari operasi siku dan kembali ke Grand Slam melalui peringkat terlindungi. Petenis berusia 23 tahun itu terakhir kali tampil di putaran kedua turnamen besar pada Australian Open 2023.

Di set pertama, McNally menunjukkan kualitas servis-volley yang mengagumkan. Meski sempat tertinggal 1-4, ia mampu membalikkan keadaan dengan permainan net yang brilian dan merebut set pembuka. Ketajamannya di depan net menjelaskan mengapa ia pernah dua kali tampil di final ganda Grand Slam.

Swiatek mengakui sempat kehilangan intensitas. “Saya kehilangan fokus di set pertama, padahal tahu saya bisa bermain lebih baik. Di lapangan rumput, momentum bisa berubah dengan cepat,” tuturnya.

Kunci Kemenangan: Intensitas dan Keberanian Swiatek

Momen krusial terjadi di awal set kedua saat Swiatek berjuang melalui enam break point sebelum akhirnya mematahkan servis McNally. Sejak saat itu, juara French Open lima kali ini mulai mengendalikan permainan. Walaupun forehand-nya sempat tidak konsisten, dominasi Swiatek cukup untuk menutup set kedua dengan nyaman.

Di set penentu, Swiatek melaju dengan tujuh gim beruntun hingga unggul 5-0. McNally memberikan perlawanan terakhir di gim kedelapan, namun Swiatek berhasil mempertahankan tiga break point dan mengakhiri pertandingan dengan ace kelima.

“Kunci utamanya adalah menjadi lebih proaktif,” kata Swiatek. “Kadang perlu mengambil keputusan berani, tapi juga penting menjaga intensitas dan kesabaran. Bermain cerdas bukan berarti pasif, melainkan berani mengeksekusi setiap pukulan dengan keyakinan.”

Kemenangan ini semakin mengukuhkan posisi Swiatek sebagai salah satu favorit juara Wimbledon 2025. Jika ia mampu mempertahankan performa seperti dua set terakhir melawan McNally, sulit membayangkan siapa yang bisa menghentikannya di turnamen ini.