Olahraga

Masa Depan Garnacho di MU: Retak dengan Amorim, Bertahan atau Pergi?

Spekulasi soal masa depan Alejandro Garnacho di Manchester United semakin memanas setelah insiden kontroversial di final Liga Europa melawan Tottenham Hotspur. Winger muda asal Argentina itu secara terbuka mempertanyakan keputusan manajer Ruben Amorim yang hanya memainkannya selama 20 menit dalam pertandingan penting tersebut—sebuah keputusan yang bukan hanya memicu kekecewaan pribadi, tapi juga membuka babak baru dalam kisah ketegangan di ruang ganti Setan Merah.

Padahal, sepanjang musim Garnacho menjadi bagian penting dalam perjalanan United di kompetisi Eropa. Ia tampil konsisten di setiap babak sebelumnya dan mencetak kontribusi signifikan. Namun di final, Amorim memilih Mason Mount sebagai starter, keputusan yang dianggap mengejutkan banyak pihak mengingat performa Garnacho sebelumnya. Reaksi pemain berusia 20 tahun itu pun tak tertahan. Dalam wawancara usai laga, ia menyebut, “Sampai final, saya main di setiap ronde membantu tim, dan hari ini saya hanya main 20 menit. Saya tidak tahu.”

Tak lama setelah komentar tersebut, nama Garnacho hilang dari daftar skuad saat MU menghadapi Aston Villa. Muncul laporan bahwa ia telah diberitahu untuk mencari klub baru di musim panas. Ungkapan frustrasi juga datang dari sang kakak, Roberto Garnacho, melalui media sosial, menyebut sang adik telah “dikorbankan” oleh klub yang seharusnya mendukung perkembangannya.

Namun dalam pernyataan terbaru, Ruben Amorim mencoba meredakan situasi. Dalam konferensi pers, ia berkata, “Alejandro adalah pemain yang sangat bagus, dan kami butuh pemain berkualitas. Saya mengenalnya dengan baik, dan saya berharap dia tetap di sini musim depan. Tidak ada masalah besar, semuanya baik-baik saja sekarang.”

Pernyataan ini memunculkan kebingungan baru—apakah itu sinyal perdamaian atau sekadar diplomasi publik untuk menjaga nilai jual pemain?

Di sisi lain, situasi di dalam klub menunjukkan bahwa masa depan Garnacho masih jauh dari aman. MU baru saja merekrut Matheus Cunha dari Wolves dan tengah dikaitkan dengan Bryan Mbeumo dari Brentford. Kedua nama ini diproyeksikan memperkuat lini serang, khususnya di posisi yang kini ditempati Garnacho.

Secara statistik, musim ini bukan yang terbaik bagi sang pemain. Hanya enam gol dan dua assist di Premier League, meski total kontribusi golnya mencapai 21 dari 58 laga di semua kompetisi. Di bawah Amorim, ia juga harus beradaptasi dengan peran baru sebagai gelandang serang, bukan posisi naturalnya sebagai winger kiri.

Dengan minat dari Chelsea dan Napoli, serta harga pasar yang dikabarkan mencapai £65 juta, Manchester United punya alasan bisnis kuat untuk melepasnya. Penjualan Garnacho akan menghasilkan keuntungan bersih dalam laporan keuangan klub, sebuah hal yang penting di era regulasi ketat Profit and Sustainability Rules (PSR).

Kini bola berada di tangan Garnacho. Apakah ia akan bertahan dan memperjuangkan tempatnya di bawah Amorim, atau memilih memulai babak baru di tempat lain? Satu hal yang pasti: dinamika antara pemain muda berbakat dan manajer barunya akan menjadi cerita utama Manchester United di musim panas ini.