Wimbledon 2025 menjadi saksi sebuah pencapaian luar biasa bagi dunia tenis Turki. Zeynep Sonmez, petenis muda berusia 23 tahun, berhasil menorehkan sejarah sebagai petenis Turki pertama yang melaju ke babak ketiga turnamen Grand Slam di Era Open. Prestasi ini sekaligus mengukuhkan namanya sebagai bintang baru yang patut diperhitungkan di kancah tenis internasional.
Dalam pertandingan babak kedua yang menegangkan, Sonmez mengalahkan Wang Xinyu dengan skor 7-5, 7-5. Kemenangan ini melengkapi langkah gemilangnya setelah sebelumnya menyingkirkan Jaqueline Cristian di babak pertama, yang juga merupakan sejarah pertama bagi tenis putri Turki di lapangan rumput legendaris All England Club.
Sebelum Sonmez, hanya dua petenis Turki yang pernah meraih kemenangan di babak utama Grand Slam dalam Era Open. Cagla Buyukakcay, yang pernah menempati peringkat 60 dunia, hanya mampu mencapai babak kedua pada 2016 dan 2017, namun tidak pernah di Wimbledon. Di sektor putra, Marsel Ilhan, mantan peringkat 77 ATP, beberapa kali lolos ke babak kedua Grand Slam antara 2009 dan 2015, termasuk dua kali di Wimbledon, tetapi tidak pernah melaju lebih jauh.
Dengan pencapaiannya kali ini, Zeynep Sonmez secara resmi melampaui semua capaian tersebut dan mencatatkan namanya dalam sejarah tenis Turki.
Menariknya, Sonmez mengaku tak menyadari bahwa dirinya tengah mencetak sejarah saat bertanding. “Aku bahkan tidak tahu,” ujarnya dengan tawa. “Sejujurnya, saat kecil aku tidak pernah bermimpi sampai babak ketiga Wimbledon. Mimpiku adalah memenangkan Wimbledon.”
Petenis peringkat 88 dunia ini menunjukkan mental baja dengan bangkit dari ketertinggalan 1-4 di set pertama. Ia juga berhasil menyelamatkan tiga break point di gim terakhir, memastikan kemenangan yang disaksikan oleh para pendukung fanatik dari Turki.
Dukungan Penuh Semangat dari Tribun Penonton
Suasana di Court 17 terasa sangat hidup dengan kehadiran banyak pendukung yang rela datang langsung dari Istanbul untuk memberikan semangat. Hudai, salah satu penggemar yang hadir, memimpin nyanyian dukungan, “Sonuna kadar destekleyeceğiz seni, Zeynep” yang berarti “Kami akan mendukungmu sampai akhir, Zeynep.”
“Kami sangat senang bisa menyaksikannya secara langsung. Rasanya seperti kami bermain bersama di babak kedua,” ujar Hudai kepada wtatennis.com. “Pertandingannya penuh dinamika, tapi kami ingin dia merasakan dukungan kami sepenuhnya.”
Sementara Tugba, penonton lain yang mengibarkan bendera kecil Turki sepanjang pertandingan, menambahkan, “Saya merasa bangga mendukung Zeynep. Dia sangat menginspirasi kami semua. Saya sudah menonton Wimbledon sejak usia 20-an, tapi ini pertama kali saya hadir langsung.”
Sonmez pun mengungkapkan rasa terima kasihnya, “Terima kasih banyak atas dukungan di babak pertama dan kedua. Melihat begitu banyak orang Turki di sini membuat saya sangat bahagia.”
Sosok Inspiratif untuk Olahraga Turki
Prestasi Sonmez langsung mendapatkan sorotan di tanah air. Jurnalis olahraga Turki, Alpasen Duven, mengungkapkan bahwa pencapaiannya membangkitkan harapan baru bagi dunia olahraga nasional.
“Kiprahnya belum setenar pesepak bola atau atlet peraih medali Olimpiade,” tulis Duven. “Namun, setelah Wimbledon, profilnya semakin bersinar. Publik melihatnya sebagai sosok segar yang berprestasi di tingkat global tanpa kontroversi. Dia dikenal sebagai pekerja keras, fokus, dan pantang menyerah di cabang olahraga yang belum punya tradisi kuat di negara kami.”
Sebelumnya, Sonmez juga mencatat sejarah dengan menjuarai WTA 250 Merida Open pada November lalu, menjadi petenis wanita Turki kedua yang meraih gelar WTA setelah Buyukakcay.