OpenAI melakukan langkah strategis dengan menggabungkan tim Model Behavior ke dalam Post Training team untuk memperkuat pengembangan ChatGPT. Transformasi ini menandai perubahan penting dalam bagaimana perusahaan memandang kepribadian AI, bukan sekadar fitur tambahan, melainkan elemen esensial dalam evolusi teknologi kecerdasan buatan.
Langkah ini juga menjadi respons terhadap kritik yang muncul terkait model terbaru mereka, GPT-5, yang dinilai pengguna terasa lebih dingin dan kurang ekspresif. Dengan integrasi ini, OpenAI berharap dapat menghadirkan AI yang lebih ramah dan mampu berinteraksi secara alami dengan manusia tanpa kehilangan kualitas teknis.
Tim Model Behavior: Merancang Kepribadian AI yang Lebih Baik
Sejak didirikan, tim Model Behavior yang terdiri dari 14 peneliti memiliki peran penting dalam mengatur bagaimana AI merespons manusia secara wajar dan bermanfaat. Mereka fokus pada pencegahan masalah seperti bias politik dan fenomena sycophancy, yaitu kecenderungan AI untuk hanya mengiyakan pendapat pengguna meski salah atau tidak sehat.
Selain itu, tim ini juga membantu OpenAI merumuskan posisi filosofis terkait kesadaran AI, memastikan pengembangan teknologi tetap bertanggung jawab dan etis.
Integrasi ke Post Training Team dan Kepemimpinan Baru
Peleburan tim Model Behavior ke Post Training team kini berada di bawah pengawasan Max Schwarzer yang akan memimpin riset dengan pendekatan lebih terintegrasi. Perubahan ini bertujuan mempercepat pengembangan model yang menggabungkan keakuratan teknis dengan interaksi yang hangat dan bertanggung jawab.
Sementara itu, Joanne Jang, pemimpin awal tim Model Behavior, akan membentuk unit riset baru bernama OAI Labs. Unit ini akan fokus pada eksperimen antarmuka manusia-AI serta menciptakan prototipe interaksi yang memungkinkan kolaborasi lebih alami antara manusia dan kecerdasan buatan.
Menjawab Kritik Pengguna GPT-5
Dalam beberapa bulan terakhir, OpenAI mendapat sorotan karena perubahan karakter pada GPT-5 yang dianggap kurang ekspresif. Meski perubahan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi sycophancy, sebagian pengguna merasa interaksi menjadi kurang hangat.
Menanggapi hal ini, OpenAI mengembalikan akses ke model lama seperti GPT-4o dan memperbarui GPT-5 agar tetap ramah tanpa mengorbankan respons berkualitas.
Strategi Baru OpenAI untuk AI yang Lebih Berkarakter
Keputusan mengintegrasikan Model Behavior ke Post Training menandai pergeseran strategi OpenAI yang menganggap kepribadian AI sebagai bagian inti pengembangan model. Hal ini memperlihatkan komitmen perusahaan untuk menciptakan AI yang tidak hanya pintar, tapi juga dapat dipercaya dan memiliki karakter.
Integrasi ini diharapkan mempercepat inovasi AI yang mampu menyeimbangkan akurasi teknis, kehangatan interaksi, dan tanggung jawab etis.
Tantangan yang Masih Menghadang
Meski langkah ini strategis, OpenAI menghadapi tantangan besar, termasuk menjaga netralitas AI dalam isu politik, agama, dan sosial. Selain itu, menjaga keseimbangan interaksi agar tetap hangat tanpa terjebak pada sycophancy menjadi fokus utama.
Di tengah persaingan ketat dengan Google DeepMind, Anthropic, dan Meta AI, OpenAI harus terus berinovasi agar AI yang dikembangkan tidak hanya cerdas, tetapi juga mampu memahami manusia secara mendalam.
Kesimpulan
Restrukturisasi tim Model Behavior ke dalam Post Training menunjukkan bahwa OpenAI serius mengembangkan AI dengan kepribadian yang kuat dan dapat diandalkan. Perubahan ini juga menjadi jawaban atas kritik publik dan membuka peluang bagi AI yang lebih hangat, responsif, serta menjadi mitra kolaborasi manusia di masa depan.
Dengan dukungan dari OAI Labs, OpenAI berupaya membangun kecerdasan buatan yang tidak hanya pintar, tetapi juga mampu berinteraksi secara alami dan etis bersama manusia.