Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Anambas Mencapai 23,3 Persen di Triwulan II 2025
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Anambas pada triwulan kedua tahun 2025 mencatatkan angka yang sangat menggembirakan. Dalam data terbaru, pertumbuhan ekonomi daerah ini mencapai 23,3 persen, menjadikannya sebagai yang tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Angka ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.
Bupati Kepulauan Anambas, Aneng, menyampaikan bahwa angka tersebut mencerminkan keberhasilan pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas dan memacu pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan bahwa wilayah lain di Kepri seperti Natuna memiliki angka pertumbuhan sekitar 18 persen, namun belum sepenuhnya diverifikasi secara rinci. Namun, secara keseluruhan, Anambas menjadi daerah dengan pertumbuhan terbesar di provinsi tersebut.
Peningkatan ini disebut sebagai tanda baik dari siklus ekonomi daerah yang berjalan lancar. Salah satu indikatornya adalah kelancaran pembayaran tambahan penghasilan pegawai (TPP) dan gaji pegawai tepat waktu. Selain itu, masuknya investasi strategis khususnya di sektor migas juga memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Program Pembangunan yang Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Selain faktor industri migas, berbagai program pembangunan yang digencarkan oleh Pemkab Anambas turut berkontribusi terhadap aktivitas ekonomi. Beberapa proyek yang sedang dikerjakan antara lain:
- Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe C
- Program Sekolah Rakyat
- Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
- Pembangunan waduk di Jemaja
- Proyek strategis lainnya
Program-program ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga menciptakan peluang kerja dan memperkuat struktur ekonomi lokal.
Bupati Aneng menegaskan bahwa capaian ini bukan hanya sekadar angka statistik, tetapi harus benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Ia berharap pertumbuhan ekonomi dapat terus dipertahankan agar membawa manfaat nyata bagi kesejahteraan warga.
Peran Sektor Migas dalam Pertumbuhan Ekonomi
Kabag Ekonomi Setda Anambas, Yohanes, menjelaskan bahwa peningkatan tajam pertumbuhan ekonomi ini menandai pemulihan dan percepatan ekonomi daerah. Pada periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Anambas justru terkontraksi sebesar -5,67 persen akibat penurunan produksi migas.
Menurut Yohanes, peningkatan pertumbuhan ini sangat dipengaruhi oleh naiknya produksi minyak dan gas. Sektor migas masih menjadi komponen utama dalam struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Anambas dan memberikan dampak langsung terhadap indikator ekonomi lainnya.
Ia menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh sektor migas akan berdampak positif pada besaran Dana Bagi Hasil (DBH) migas yang diterima daerah. DBH migas masih menjadi penopang utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Anambas.
Dengan kenaikan lifting migas, pemerintah daerah memproyeksikan peningkatan signifikan pada jumlah transfer dana dari pusat. Hal ini akan memperkuat struktur fiskal daerah dan mendukung kelancaran belanja pemerintah, termasuk pembayaran gaji pegawai dan kegiatan pembangunan.
Kondisi Terkini dan Harapan untuk Masa Depan
Yohanes menegaskan bahwa tidak akan ada penundaan belanja daerah selama transfer dana berjalan optimal. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan transfer dana akan berdampak pada lancarnya perputaran uang di masyarakat serta peningkatan daya beli.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa data pertumbuhan ekonomi yang dirilis saat ini masih mencerminkan kondisi hingga Juni 2025. Saat ini, perkembangan ekonomi di lapangan sudah memasuki triwulan III, dan data resmi masih menunggu rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam waktu dekat.
“Data ini kan kondisi triwulan II. Jadi kalau bicara situasi di lapangan sekarang, tentu sudah berbeda. Tak ada korelasinya jika misalnya di lapangan, saat ini pasar ternyata sepi. Kita tunggu data triwulan III dari BPS yang kabarnya akan segera dirilis dalam waktu dekat,” ujarnya.