Pep Guardiola, pelatih sepak bola ternama asal Spanyol, mengumumkan rencananya untuk mengambil jeda dari dunia sepak bola setelah kontraknya bersama Manchester City selesai pada tahun 2027. Keputusan ini diambil sebagai bentuk perhatian Guardiola terhadap kesehatan mental dan fisiknya yang kian tertekan akibat beban pekerjaan sebagai pelatih.
Selama hampir dua dekade berkarier, Guardiola telah menorehkan prestasi gemilang di berbagai klub besar Eropa. Namun, di balik keberhasilan itu, ia mengakui bahwa tekanan dan tuntutan tinggi dalam dunia kepelatihan membuatnya merasa perlu berhenti sejenak untuk fokus pada dirinya sendiri.
Karier Gemilang Pep Guardiola
Guardiola memulai karier kepelatihannya di Barcelona B pada 2007 dan segera mencuri perhatian setelah membawa Barcelona meraih 14 gelar dalam empat tahun. Kesuksesan ini mengukuhkan namanya sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia.
Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan karier di Bayern Munich dengan menambah tujuh trofi ke koleksinya. Namun, puncak kariernya terjadi saat membesut Manchester City sejak 2016, di mana ia berhasil mengantarkan klub tersebut meraih total 18 gelar juara hingga kini.
Tekanan Berat di Dunia Kepelatihan
Guardiola mengungkapkan bahwa pekerjaan sebagai pelatih sepak bola ibarat tekanan tanpa henti selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Ia menyebutkan bagaimana tekanan tersebut berdampak pada kondisi mentalnya.
“Pekerjaan pelatih adalah 24/7. Jika tidak, Anda tidak akan bisa melewatinya. Tekanan di pundak sangat besar,” ungkapnya. Ia juga menceritakan bahwa seorang temannya menggambarkan dirinya memiliki tiga kondisi: euforia, depresi, dan absen—yang harus ia kelola dengan baik agar tetap bertahan di dunia kepelatihan.
Rencana Rehat dan Masa Depan
Dengan segala pertimbangan itu, Guardiola memastikan bahwa setelah masa kontraknya di Manchester City berakhir pada 2027, ia akan mengambil waktu rehat dari sepak bola. Ia menegaskan bahwa keputusan tersebut bukan sekadar rencana, melainkan sudah diputuskan dengan tegas.
Meski begitu, belum jelas apakah rehat ini akan berujung pada pensiun permanen atau hanya jeda sementara, sebagaimana yang pernah dilakukan beberapa pelatih besar lainnya. Namun, yang pasti, kepergian Guardiola nanti akan meninggalkan ruang kosong besar di kancah sepak bola dunia.
Warisan besar yang ditinggalkan Guardiola di setiap klub yang pernah ia tangani menjadikannya panutan bagi banyak pelatih muda dan penggemar sepak bola di seluruh dunia.