Tim pabrikan Ducati musim MotoGP 2025 tengah menghadapi dinamika menarik antara dua pembalap utamanya: Marc Marquez dan Pecco Bagnaia. Stefan Bradl, tes rider HRC yang berpengalaman, menyoroti bagaimana kehadiran Marc Marquez sebagai rekan setim sekaliber delapan kali juara dunia memberikan tekanan besar bagi Bagnaia.
Marc Marquez tampil luar biasa dalam 10 seri awal musim ini, menjuarai 9 sprint dan 6 balapan utama, sehingga memimpin klasemen dengan selisih poin yang mencolok. Menjelang seri ke-11 di GP Jerman di Sachsenring, Marquez memimpin dengan keunggulan 68 poin atas Alex Marquez dan 126 poin atas Pecco Bagnaia, rekan setimnya di Ducati.
Dominasi Marc Marquez di Sachsenring dan Kekuatan Mental
Bradl menilai performa Marc saat ini sangat prima. “Marc sudah menunjukkan bagaimana dia menguasai Sachsenring. Meski tahun ini belum maksimal di trek favoritnya, dia tetap mampu menang di trek seperti Mugello dan Assen. Bahkan ketika tidak menang, dia tetap mampu finis di posisi dua atau tiga,” ujarnya.
Tekanan Berat bagi Pecco Bagnaia
Sementara itu, Pecco Bagnaia baru mengantongi satu kemenangan di GP Austin, yang terjadi ketika Marquez mengalami kecelakaan saat memimpin lomba. Bradl mengungkapkan bahwa sejak awal musim, Marc sudah menunjukkan keunggulan yang cukup mengejutkan dibanding Bagnaia.
“Di antara mereka, pasti ada yang akan kalah. Sebagai pembalap lama Ducati, Bagnaia yang paling terancam, tapi dia sudah paham tantangannya. Tahun lalu Marc tampil luar biasa dengan GP23, dan dengan dukungan pabrikan, hanya satu pembalap yang akan memimpin. Saya yakin Marc akan tetap unggul,” tambah Bradl.
Persaingan Sengit Dua Pembalap Alfa dalam Satu Tim
Menurut Bradl, keunggulan yang pernah dimiliki Bagnaia kini sudah hilang. “Memiliki dua pembalap alfa dalam satu tim sangat sulit. Salah satu harus unggul, ini soal ‘makan atau dimakan’. Dalam balap motor, hampir mustahil memiliki dua pembalap setara dalam satu tim,” jelasnya.
Bradl juga menyoroti sikap Ducati yang membiarkan para pembalap bertarung secara langsung di lintasan. “Marc justru menyukai pertarungan seperti ini. Tahun lalu, Bagnaia kehilangan gelar dunia dari Jorge Martin. Jadi, membawa pembalap sehebat Marc ke tim pabrikan mungkin menjadi beban berat bagi Pecco,” tutup Bradl.