News

Tayang Hari Ini, Film Tukar Takdir Bawa Cerita Duka dan Harapan Korban Kecelakaan Pesawat

Film Tukar Takdir: Menggali Duka dan Harapan di Balik Kecelakaan Pesawat

Film Tukar Takdir menawarkan pengalaman sinematik yang unik dengan mengangkat kisah tentang kecelakaan pesawat yang jarang dipertunjukkan. Film ini menceritakan bagaimana seorang penumpang selamat, Rawa Budiarso (Nicholas Saputra), harus menghadapi berbagai tantangan setelah mengalami kecelakaan pesawat yang menewaskan ratusan orang.

Pesawat Jakarta Airways 79 yang terbang dari Palu menuju Jakarta menghilang kontak 35 menit setelah lepas landas. Pesawat yang membawa 132 penumpang itu akhirnya ditemukan jatuh di daerah pegunungan Halau-Halau, Kalimantan Selatan. Dari jumlah korban tersebut, hanya Rawa yang berhasil selamat. Namun, hidupnya setelah kecelakaan tidak mudah. Ia harus menghadapi berbagai opini negatif dan ancaman dari berbagai pihak.

Salah satu pihak yang merasa tidak puas adalah Dita (Marsha Timothy), istri dari Raldi (Teddy Syach), yang meninggal dalam kecelakaan tersebut. Rawa, yang seharusnya duduk di kursi nomor 38C, justru menduduki kursi milik Raldi di nomor 38D. Hal ini membuat Rawa difitnah sebagai penumpang gelap yang membawa bom. Selain itu, pilot Kapten Dirga (Tora Sudiro) juga menjadi sasaran berbagai tuduhan publik, termasuk dugaan kelalaian yang menyebabkan kecelakaan.

Tuduhan-tuduhan ini tidak hanya memengaruhi kondisi psikologis Rawa, tetapi juga keluarganya, terutama Damianti (Marcella Zalianty) dan putrinya, Zahra (Adhisty Zara). Rawa sendiri harus memberikan kesaksian di tengah keterbatasan kondisi fisiknya demi mengungkap penyebab kecelakaan tersebut.

Film Tukar Takdir merupakan adaptasi bebas dari novel yang berjudul sama karya Valiant Budi. Skenario film ini ditulis dan disutradarai oleh Mouly Surya. Proses pembuatan skenario memakan waktu sekitar 4-5 tahun, dimulai dari masa pandemi Covid-19. Mouly menjelaskan bahwa riset untuk film ini tidak terlalu sulit karena ia memiliki minat terhadap investigasi kecelakaan pesawat.

Menurut Mouly, film ini fokus pada duka dan harapan para penumpang selamat maupun keluarga korban setelah kejadian tragis tersebut. Lewat film ini, ia ingin menunjukkan bahwa setiap orang memiliki cara sendiri dalam menghadapi dan memproses duka akibat kehilangan.

Contohnya, Dita yang digambarkan sebagai sosok realistis mengukur kepergian suaminya melalui nominal uang. Ia merasa bahwa keputusan dari maskapai tidak adil bagi keluarga korban yang ditinggalkan. Marsha Timothy, yang memerankan Dita, mengatakan bahwa untuk bisa memahami lapisan emosi yang dialami karakter tersebut, ia tidak hanya mengandalkan skrip dan imajinasinya.

“Kami melakukan workshop bersama Pak Parwez dan yang lainnya. Kami ngobrol tentang bagaimana karakter Dita dibangun hingga menemukan lapisan perasaan yang mendalam,” kata Marsha. Ia menambahkan bahwa Dita memiliki cara unik dalam mengolah dukanya, terutama terkait masalah uang.

Penulis: AdminEditor: Admin