News

Tekan Kemiskinan di Jatigede, Peserta PKA Sumedang Kembangkan Aksi “Panangan Gede”

Inisiatif Penanganan Kemiskinan di Kecamatan Jatigede

Sebagai bagian dari upaya menekan angka kemiskinan di wilayah Kecamatan Jatigede, seorang peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Tingkat II dari Pemerintah Kabupaten Sumedang mencoba menginisiasi sebuah aksi perubahan yang diberi nama “Panangan Gede”. Aksi ini bertujuan untuk menangani isu kemiskinan di kawasan tersebut.

Wudan Lukmanul Hakim, peserta PKA tingkat II yang kini menjabat sebagai Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan di Sekretariat Daerah Kabupaten Sumedang, menjelaskan bahwa aksi perubahan ini muncul karena pengalamannya saat menjabat sebagai Camat Jatigede. Ia merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi tingkat kemiskinan.

“Saya sedang menjalani PKA tingkat II, salah satu tugas akhirnya adalah membuat aksi perubahan. Karena saya pernah menjabat sebagai Camat Jatigede, saya memutuskan untuk fokus pada penanganan kemiskinan di sana,” ujarnya.

Masalah kemiskinan menjadi prioritas utama pemerintah, dan Wudan merasa wajib berkontribusi dalam upaya mengatasinya. Pengalamannya selama menjabat sebagai Camat memberinya pemahaman mendalam tentang tantangan yang dihadapi masyarakat.

“Karena alasan itu, saya memutuskan untuk membuat aksi perubahan yang disebut ‘Panangan Gede’, yaitu upaya penanganan kemiskinan di Kecamatan Jatigede,” tambahnya.

Aksi perubahan ini lebih berfokus pada pemberdayaan masyarakat, terutama keluarga miskin di Kecamatan Jatigede. Mereka diajarkan cara mengembangkan usaha pertanian dan melakukan pengolahan sampah secara sederhana di lingkungan rumah.

Untuk mendukung pemberdayaan tersebut, Wudan telah memberikan pelatihan usaha pertanian kepada masyarakat. Mereka diajarkan bagaimana memanfaatkan lahan pekarangan untuk meningkatkan ketahanan pangan. Selain itu, mereka juga diberikan bantuan bibit sayuran serta polibeg agar hasil pertanian dapat digunakan untuk kebutuhan hidup dan bahkan dijual jika hasil panen melimpah.

Di bidang pengolahan sampah, setiap keluarga miskin di Jatigede juga diberikan pelatihan tentang cara mengolah sampah rumah tangga. Sampah organik akan dimanfaatkan sebagai bahan pupuk tanaman, sementara sampah non-organik akan diolah menjadi produk kerajinan bernilai ekonomis tinggi.

Wudan menyatakan bahwa aksi perubahan ini direncanakan hingga bulan Oktober. Untuk tahap awal, ia memilih dua desa sebagai sampel, yaitu Desa Cisampih dengan 147 keluarga miskin dan Desa Kadujaya dengan 7 keluarga miskin. Tujuannya adalah menguji coba program di daerah dengan jumlah keluarga miskin terbanyak dan terkecil, lalu dilanjutkan ke sembilan desa lainnya jika berhasil.

Dengan inisiatif ini, Wudan berharap angka kemiskinan di Kecamatan Jatigede bisa menurun. Selain itu, aksi perubahan ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Kabupaten Sumedang.

Penulis: AdminEditor: Admin