Sains

Misteri Air Mars: Penemuan Baru Ungkap Cadangan Raksasa di Bawah Permukaan

Iklan

Pernahkah Anda membayangkan bagaimana Mars, yang kini tandus dan berdebu, dulunya memiliki lautan luas membentang di permukaannya? Planet Merah yang kita kenal saat ini ternyata menyimpan sejarah sebagai dunia berair, sebelum atmosfernya menipis dan medan magnetnya melemah hingga air perlahan-lahan menghilang. Namun, ke manakah air itu pergi? Sebuah studi baru mengungkap petunjuk penting terkait misteri tersebut.

Penemuan Cadangan Air Cair di Bawah Permukaan Mars

Penelitian kolaboratif antara ilmuwan dari Tiongkok, Australia, dan Italia yang dipublikasikan di National Science Review mendeteksi adanya reservoir air yang sangat besar jauh di bawah permukaan Mars. Menariknya, air ini diduga masih dalam wujud cair berbeda dengan es yang ditemukan di kutub atau bawah tanah Mars sebelumnya.

Iklan

Temuan ini menjadi kabar baik dalam pencarian kehidupan di luar Bumi karena air cair merupakan salah satu syarat utama bagi adanya kehidupan, sebagaimana kita kenal di Bumi.

Menguak Jejak Air Mars yang Hilang

Empat miliar tahun lalu, Mars diperkirakan memiliki permukaan yang sebagian besarnya tertutup air. Jika air tersebut tersebar merata, kedalamannya bisa mencapai 1.500 meter setara dengan volume Samudra Hindia di Bumi. Namun, kini hanya tersisa lapisan es tipis di kutub dan sedikit air di atmosfer, menyisakan “kekosongan” air yang besar, sekitar 710 hingga 920 meter lapisan ekuivalen global (GEL) yang belum diketahui keberadaannya.

Menelusuri Jejak Air Melalui Gempa Mars

Wahana pendarat InSight milik NASA, yang mendarat di Mars pada 2018, membawa seismometer canggih untuk mengukur getaran dan gelombang seismik akibat tumbukan meteorit dan “marsquake” (gempa Mars). Dengan teknik receiver functions, para peneliti mampu mendeteksi adanya lapisan di kedalaman sekitar 5,4–8 kilometer di bawah permukaan yang memperlambat gelombang seismik indikasi adanya air cair.

Pada kedalaman tersebut, suhu cukup hangat untuk mempertahankan air dalam bentuk cair. Estimasi sementara menunjukkan cadangan air di sana mencapai 520 hingga 780 meter GEL, sangat mendekati jumlah air Mars yang selama ini ‘hilang’.

Peluang Kehidupan dan Tantangan Eksplorasi

Jika benar terdapat akuifer (lapisan air bawah tanah) raksasa di Mars, kawasan ini bisa menjadi tujuan utama pencarian kehidupan mikroba. Di Bumi, kehidupan bawah tanah yang tersembunyi berperan penting dalam ekosistem dan membentuk 15% total biomassa planet.

Meskipun kemungkinan menemukan makhluk hidup kompleks di kedalaman Mars sangat kecil, peluang adanya mikroorganisme tetap terbuka. Penemuan air cair juga sangat penting bagi masa depan eksplorasi dan kolonisasi manusia di Mars, meski tantangan pengeboran hingga kilometer ke dalam tanah Mars tentu sangat besar.

Masih Perlu Bukti Lebih Kuat

Meski temuan ini menjanjikan, para peneliti menegaskan bahwa bukti adanya akuifer masih bersifat indikatif. Data yang ada masih terbatas, hanya berasal dari satu seismometer pada wahana InSight. Untuk mendapatkan kepastian, diperlukan lebih banyak data dan instrumen pada misi-misi Mars mendatang.

Selain air cair, perlambatan gelombang seismik juga bisa disebabkan oleh lapisan sedimen. Oleh karena itu, para ilmuwan berharap misi masa depan akan membawa lebih banyak seismometer dan bahkan alat pengeboran agar bisa memeriksa langsung kimia lapisan di bawah permukaan Mars.

Membuka Lembar Baru Penelitian Mars

Penelitian ini menjadi babak baru dalam memahami siklus air Mars dan potensi kelayakhunian planet tetangga kita. Seperti diungkapkan oleh salah satu peneliti, temuan ini memberikan wawasan penting tentang sejarah iklim Mars dan menjadi pijakan penting untuk riset lanjutan mengenai kehidupan di luar Bumi.

Dengan kemajuan teknologi dan misi eksplorasi mendatang, siapa tahu suatu hari nanti misteri air Mars benar-benar terpecahkan, dan kita menemukan kehidupan di sana atau bahkan menggunakannya untuk menopang kehidupan manusia di masa depan.

Iklan
Penulis: Mamet JanzukeEditor: Mamet Janzuke