Keputusan mengejutkan datang dari dunia sepak bola Prancis. Olympique Lyon, salah satu klub besar Ligue 1, resmi terdegradasi ke Ligue 2 setelah gagal memenuhi persyaratan keuangan yang ditetapkan oleh otoritas sepak bola Prancis.
Lyon, yang dikenal sebagai raksasa sepak bola Prancis, harus menerima kenyataan pahit akibat tumpukan utang yang sempat menembus €500 juta atau sekitar Rp9,46 triliun. Situasi ini membuat mereka masuk dalam radar pengawasan DNCG, lembaga yang bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan klub profesional di Prancis.
Bersama beberapa klub lain, seperti AS Monaco, FC Nantes, dan Paris FC, Lyon dipanggil untuk menjelaskan kondisi finansial mereka. Namun, berbeda dengan klub lainnya yang lolos pemeriksaan, Lyon dijatuhi hukuman turun kasta ke Ligue 2.
Langkah-langkah Penyelamatan yang Gagal
Dalam upaya menyelamatkan klub, Eagle Football Group selaku pemilik Lyon mencoba berbagai cara, mulai dari penjualan saham John Textor di Crystal Palace hingga melepas kepemilikan di tim wanita Lyon. Meski sudah ada suntikan modal baru dan perbaikan likuiditas, upaya tersebut belum cukup memenuhi standar ketat DNCG.
Setelah sempat menerima sanksi degradasi sementara pada November lalu, DNCG akhirnya mengonfirmasi keputusan tersebut usai audit terbaru.
Reaksi dan Banding dari Lyon
Pihak klub melalui pernyataan resminya mengaku tak habis pikir dengan keputusan DNCG. “Olympique Lyonnais mengetahui keputusan yang tak dapat dipahami yang dijatuhkan oleh DNCG malam ini dan mengonfirmasi bahwa kami akan segera mengajukan banding,” tulis pernyataan klub.
Lyon menegaskan mereka telah memenuhi seluruh permintaan DNCG, bahkan dengan tambahan modal yang melebihi jumlah yang diwajibkan. Klub juga menyoroti keberhasilan mereka lolos ke kompetisi Eropa dalam dua musim terakhir sebagai bukti kekuatan finansial dan prestasi di lapangan.
“Dengan tingkat likuiditas yang jelas, dan kesuksesan di lapangan yang membuat kami tampil di kompetisi Eropa dalam dua musim berturut-turut, kami sungguh tidak memahami bagaimana sebuah putusan administratif dapat mendegradasi klub Prancis sehebat ini,” lanjut pernyataan klub.
Bagaimana Nasib Lyon Selanjutnya?
Lyon masih memiliki kesempatan untuk mengajukan banding atas sanksi ini. Jika banding tersebut tidak membuahkan hasil, klub yang pernah merajai Ligue 1 selama tujuh musim berturut-turut pada awal 2000-an harus rela berlaga di kasta kedua Prancis pada musim 2025/2026 mendatang.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa stabilitas keuangan adalah faktor kunci bagi keberlangsungan klub, tak hanya prestasi di lapangan.