Xiaomi baru-baru ini mengumumkan penundaan pembaruan sistem operasi HyperOS untuk beberapa model ponsel mereka setelah ditemukan masalah bug yang menyebabkan layar perangkat menjadi hitam. Langkah ini diambil demi keamanan dan kenyamanan pengguna, sambil tim internal melakukan investigasi mendalam terhadap penyebab gangguan tersebut.

Bug ini ditemukan pada dua versi sistem operasi, yakni OS2.0.5.0.VLQIDXM dan OS2.0.7.0.VLQMIXM, yang sebelumnya sudah mulai disebar ke sebagian kecil pengguna sebagai bagian dari peluncuran bertahap. Xiaomi memilih untuk menghentikan distribusi versi ini sampai masalah benar-benar teratasi.

Investigasi Penyebab Gangguan Layar Hitam

Menurut laporan dari Gizchina pada Sabtu, 28 Juni 2025, investigasi awal menunjukkan bahwa dua unit ponsel terdampak sempat menjalani penggantian layar atau perbaikan dengan komponen suku cadang tidak resmi dari pihak ketiga.

Dugaan sementara menyebutkan bahwa HyperOS berusaha meningkatkan interaksi dengan perangkat keras untuk menghadirkan antarmuka baru, namun ketidaksesuaian komponen ini memicu masalah visual seperti layar hitam.

Meskipun belum ada konfirmasi resmi apakah suku cadang tidak resmi menjadi penyebab utama, Xiaomi mengimbau pengguna agar selalu menggunakan layanan dan suku cadang resmi untuk menghindari risiko serupa.

Mengenal HyperOS 2.0 dan Fitur Unggulannya

HyperOS 2.0 pertama kali diperkenalkan di Cina pada akhir Oktober 2024 bersamaan dengan peluncuran seri Xiaomi 15. Sistem operasi ini membawa sejumlah peningkatan signifikan dalam hal performa, konektivitas, dan keamanan. Berikut beberapa fitur utama yang dihadirkan:

1. HyperCore

HyperCore merupakan kernel internal terbaru yang dikembangkan Xiaomi untuk mengoptimalkan kinerja perangkat. Dengan lebih dari 25 ribu skenario optimasi, teknologi ini mampu mengurangi waktu idle CPU hingga 19%, menurunkan latensi memori, dan meningkatkan performa grafis secara signifikan.

Selain itu, HyperCore memiliki pengatur mikroarsitektur yang mendistribusikan beban kerja langsung ke tingkat chip, serta fitur memori dinamis dan sistem penyimpanan 2.0 yang mempercepat peluncuran aplikasi.

2. HyperConnect

Fitur ini memudahkan transfer data dan interaksi real-time dalam ekosistem Xiaomi. Melalui HomeScreen+, pengguna bisa memindahkan aplikasi dari ponsel ke tablet dan menjalankannya secara langsung.

Ada juga fitur streaming kamera ganda yang memungkinkan kamera ponsel dan tablet beroperasi bersamaan, mendukung aktivitas seperti vlogging dan konferensi video dari berbagai sudut. Di pasar Cina, HyperConnect juga terintegrasi dengan perangkat Apple melalui Xiaomi Interconnectivity Services untuk berbagi file lintas platform.

Iklan

3. HyperAI

HyperAI membawa berbagai fitur berbasis kecerdasan buatan, mulai dari layar kunci yang bisa disesuaikan dengan preferensi pengguna, perlindungan AI untuk mendeteksi panggilan penipuan, hingga deteksi video dengan kemampuan pertukaran wajah yang inovatif.

4. Visual

HyperOS 2.0 menyuguhkan desain antarmuka yang lebih segar dan responsif. Tampilan desktop dibuat lebih bersih, widget dapat dikustomisasi, dan transisi antar aplikasi terasa lebih halus. Animasi navigasi juga diperhalus dengan notifikasi yang lebih lembut.

Salah satu fitur visual unggulan adalah cuaca 3D yang menampilkan kondisi atmosfer secara real-time, memberikan pengalaman interaktif dan dinamis pada layar pengguna.

5. Sistem Keamanan

Untuk menjaga data pengguna, HyperOS 2.0 dilengkapi dengan enkripsi end-to-end baik untuk penyimpanan lokal maupun cloud. Sistem ini juga didukung oleh Trusted Execution Environment (TEE), yaitu sistem enkripsi di tingkat perangkat keras yang mengamankan operasi penting agar terhindar dari ancaman keamanan.

Langkah Xiaomi Menghadapi Masalah Ini

Hingga saat ini, Xiaomi belum mengeluarkan kesimpulan resmi mengenai akar penyebab masalah layar hitam tersebut. Penyelidikan masih berlangsung untuk memastikan apakah masalah berasal dari perangkat lunak atau ketidakcocokan perangkat keras.

Meski demikian, Xiaomi tidak menghentikan pengembangan HyperOS secara keseluruhan, melainkan hanya menunda distribusi versi yang bermasalah. Perusahaan juga memperkuat sistem diagnostik internal dan mengimbau pengguna yang terdampak untuk menggunakan layanan resmi Xiaomi agar mendapatkan penanganan tepat dan menghindari risiko kerusakan akibat suku cadang tidak resmi.

Langkah hati-hati ini diharapkan dapat menjaga kualitas pengalaman pengguna sekaligus meningkatkan keandalan HyperOS di masa mendatang.