Pi Network (PI) kembali berada di bawah tekanan pasar kripto global setelah mengalami penurunan harga signifikan sejak awal tahun.
Di tengah jadwal unlock token besar-besaran pada Juni 2025, pelaku pasar memperkirakan tren bearish masih akan berlanjut jika tak ada perubahan fundamental dari tim pengembang.
Per awal Juni, harga Pi Network diperdagangkan di kisaran $0,64 atau sekitar Rp10.431. Angka ini mencerminkan penurunan lebih dari 78% dari harga peluncurannya yang mencapai $3 (sekitar Rp48.897) pada Februari lalu.
Penurunan ini diperparah oleh kegagalan token untuk menembus level resistensi psikologis di $1 (Rp16.299) meski telah resmi terdaftar di bursa kripto MEXC.
Ancaman Utama: Unlock Token Senilai Lebih dari Rp2,7 Triliun
Fokus utama pasar saat ini tertuju pada rencana unlock 274,4 juta token PI sepanjang Juni 2025. Dengan harga saat ini, jumlah tersebut bernilai sekitar $169 juta atau setara dengan Rp2,75 triliun.
Menurut data dari PiScan, dalam 24 jam terakhir terjadi arus masuk bersih lebih dari 3 juta token ke bursa, sebuah sinyal bahwa investor mulai melepas kepemilikannya.
Kondisi ini memunculkan kekhawatiran akan terjadinya tekanan jual lanjutan yang bisa mendorong harga menuju area support yang lebih rendah.
Masalah Transparansi dan Sentralisasi Masih Membayangi
Salah satu alasan utama minimnya dukungan institusional dan bursa besar seperti Binance atau Coinbase terhadap Pi Network adalah tingkat sentralisasi proyek yang tinggi. Pi Foundation saat ini masih menguasai lebih dari 90 miliar token, tersebar di lebih dari 2.000 dompet wallet.
Tak hanya itu, dari total node jaringan, hanya 27 node aktif, sementara tidak ada validator sama sekali. Situasi ini memicu pertanyaan besar soal kesiapan jaringan untuk benar-benar beroperasi dalam model desentralisasi.
Analis kripto Dr. Altcoin bahkan memperingatkan bahwa jika situasi ini berlanjut tanpa perbaikan transparansi dari tim pengembang, harga PI bisa turun hingga $0,40 atau sekitar Rp6.519 dalam waktu dekat.
Secara teknikal, Pi Network saat ini diperdagangkan dalam pola descending channel, dengan EMA 50 di level $0,7225 (Rp11.799) yang kini berubah menjadi zona resistensi. Indikator MACD telah menunjukkan sinyal bearish crossover, sementara RSI perlahan keluar dari area oversold, membuka ruang bagi potensi pantulan teknikal dalam jangka pendek.
Namun, pola inverse cup-and-handle serta kemunculan formasi head-and-shoulders di timeframe lebih tinggi memperkuat prediksi bahwa tekanan jual masih akan berlanjut. Support kritikal berada di rentang $0,60 – $0,62 (Rp9.779 – Rp10.105). Jika level ini gagal dipertahankan, harga bisa jatuh ke $0,40 atau lebih rendah lagi.
Satu-satunya katalis positif yang mampu membalikkan keadaan adalah listing Pi Network di bursa besar. Seperti yang terjadi pada token Livepeer dan Pocket Network yang melonjak usai listing di Upbit, PI bisa saja mengalami lonjakan serupa. Namun, hal ini masih sangat kecil kemungkinannya selama masalah sentralisasi belum diatasi.
Pi Network memasuki fase kritikal pada Juni 2025. Di tengah jadwal unlock token senilai triliunan rupiah dan tekanan teknikal yang makin memburuk, sentimen pasar terhadap token ini kian menurun. Tanpa langkah nyata dari tim pengembang untuk meningkatkan transparansi dan desentralisasi, harga PI berisiko terus merosot dalam beberapa minggu ke depan.
Artikel ini bukan merupakan saran atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan mengandung risiko, dan pembaca diharapkan untuk melakukan riset sendiri sebelum membuat keputusan.