Grand Final MPL ID Season 15 menghadirkan pertarungan epik yang sangat dinantikan oleh para penggemar Mobile Legends di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Duel klasik bertajuk “Royal Derby” kembali terjadi antara ONIC Esports, sang “Raja Langit”, dan RRQ Hoshi, yang menyandang gelar “Raja dari Segala Raja”.
Kedua tim adalah pilar utama skena kompetitif Mobile Legends Indonesia. Mereka tidak hanya membawa sejarah dan rivalitas panjang, tetapi juga kekuatan roster dan mental juara yang telah ditempa dari musim ke musim. Maka tak heran, partai puncak ini menjadi sajian yang ditunggu-tunggu, bukan hanya oleh fans kedua tim, tetapi juga seluruh pencinta esports tanah air.
Grand Final MPL ID S15 ini digelar dengan format Best of 7 (BO7), di mana tim pertama yang memenangkan empat game akan dinobatkan sebagai juara. Taruhannya bukan hanya trofi MPL, tetapi juga reputasi, sejarah, dan kebanggaan menjadi tim terbaik di Indonesia. Berikut adalah rangkaian pertandingan penuh ketegangan antara ONIC Esports dan RRQ Hoshi di Grand Final MPL ID S15:
Pertandingan | Skor |
ONIC vs RRQ | 4-3 |
Game 1: ONIC Tampil Solid di Late Game
Pertandingan pertama langsung dibuka dengan tempo cepat dan intens. Kedua tim sama-sama menampilkan permainan agresif sejak early game. Hero-hero andalan mereka seperti jungler cepat dan support mobilitas tinggi menjadi kunci untuk menguasai rotasi awal. RRQ Hoshi tak mau kalah dan terus menekan ONIC lewat push di side lane serta perebutan Turtle yang sangat kompetitif.
Namun, seiring permainan berjalan ke mid game dan memasuki late game, ONIC mulai menemukan ritme permainannya. Mereka mampu mengatur tempo dengan sangat baik dan membuat RRQ kesulitan mengambil inisiatif. Draft ONIC terbukti lebih matang di late game, di mana hero-hero mereka memiliki damage scaling dan sustain lebih baik.
Eksekusi teamfight ONIC pun sangat disiplin. Mereka mampu memanfaatkan positioning dan burst timing untuk mengunci core dari RRQ. Dalam satu momentum krusial, ONIC berhasil memenangkan teamfight di area Lord, menghancurkan pertahanan RRQ secara sistematis.
Akhirnya, ONIC menutup game pertama pada menit ke-16, mengamankan kemenangan pembuka yang sangat penting untuk mengangkat moral dan dominasi di panggung Grand Final.
Game 2: Dominasi Total dari Sang Raja Langit
Memasuki game kedua, ONIC tampak bermain lebih percaya diri. Mereka melakukan tekanan sejak early game, dengan rotasi cepat dari jungler dan midlaner yang berhasil memotong pergerakan RRQ. Performa ONIC sangat solid, mengontrol semua objektif mulai dari Turtle, turret, hingga jungle lawan.
Tanpa memberi ruang untuk RRQ berkembang, ONIC terus menekan. Komposisi draft mereka kali ini sangat agresif dengan hero-hero snowball yang kuat di early game. RRQ tampak kesulitan mengimbangi tempo tinggi yang diterapkan ONIC.
Teamfight demi teamfight dimenangkan dengan cepat dan bersih oleh ONIC. Tanpa kesalahan berarti, mereka menutup game kedua hanya dalam 14 menit, menunjukkan dominasi penuh atas RRQ. Skor sementara menjadi 2-0 untuk ONIC Esports.
Game 3: RRQ Tampil Ganas, ONIC Tak Berkutik
Tidak mau kalah begitu saja, RRQ Hoshi bangkit di game ketiga. Mereka tampil sangat agresif sejak early game, dengan tempo permainan super cepat. Strategi invasi dan pick-off mereka benar-benar membuat ONIC kewalahan.
Hero-hero yang dipilih RRQ sangat efektif dalam memberikan burst damage dan snowball cepat. ONIC tidak diberi kesempatan untuk berkembang. Bahkan, teamfight yang biasanya dikuasai ONIC kali ini dikuasai penuh oleh RRQ.
Dengan dominasi penuh dari early hingga late game, RRQ berhasil mengamankan kemenangan dalam waktu hanya 10 menit saja, menjadikan skor 2-1 dan membuktikan bahwa mereka masih punya napas untuk membalikkan keadaan.
Game 4: RRQ Mendominasi Permainan dan Samakan Kedudukan
Game keempat menjadi salah satu pertandingan paling menegangkan sejauh ini. Kedua tim bermain agresif sejak early game, saling bertukar kill dan objektif. Namun seiring berjalannya waktu, RRQ mulai menemukan ritme permainan.
Mid hingga late game menjadi milik RRQ. Mereka berhasil memenangkan beberapa teamfight penting dan mengendalikan seluruh area map. Berkat positioning yang baik dari core RRQ serta shotcall yang tepat waktu, mereka mengamankan Lord yang menjadi kunci kemenangan.
Pada akhirnya, RRQ mengamankan kemenangan game keempat di menit ke-15, dan menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Comeback dari ketertinggalan 0-2 menjadi bukti kuatnya mentalitas juara dari RRQ.
Game 5: RRQ Lanjutkan Dominasi
Setelah menyamakan kedudukan, semangat RRQ semakin membara. Di game kelima, mereka terus mempertahankan performa terbaiknya. Sejak early game, RRQ sudah berhasil unggul dalam lane dan memenangkan teamfight demi teamfight penting.
ONIC yang semula dominan tampak mulai kehilangan arah. Draft dan eksekusi mereka tidak mampu mengimbangi strategi agresif dari RRQ. Tanpa banyak perlawanan berarti, RRQ mengamankan kemenangan game kelima pada menit ke-14, membuat skor menjadi 3-2 untuk RRQ dan mendekatkan mereka ke tangga juara.
Game 6: ONIC Bangkit dari Tekanan
Tidak ingin menyerah begitu saja, ONIC menunjukkan semangat pantang menyerah. Di game keenam, kedua tim bermain sangat agresif sejak early game. RRQ sempat unggul di mid game dan hampir mengakhiri permainan lebih cepat.
Namun, ONIC dengan koordinasi tinggi berhasil bertahan dan melakukan comeback luar biasa di late game. Mereka membalikkan keadaan, memenangkan teamfight krusial, dan menghancurkan base RRQ pada menit ke-19. Skor kembali imbang 3-3, memaksa pertandingan berlanjut ke game penentuan.
Game 7: ONIC Menutup Game Penentu dan Mengunci Gelar
Setelah kelelahan mental dan fisik, game ketujuh adalah laga terakhir penentuan. Ini adalah semua atau tidak sama sekali. ONIC memulai dengan rapi tempo permainan sangat terkontrol di early game.
RRQ mencoba agresif seperti game sebelumnya, namun draft hero ONIC kali ini terlihat dirancang untuk meredam agresi tersebut. ONIC unggul dalam rotasi map dan teamfight, serta fokus pada objektif. Kesalahan kecil RRQ langsung dimanfaatkan.
Ketika memasuki late game, ONIC sudah benar-benar tak terbendung. Mereka memenangkan war terakhir dan menutup game ini di menit ke-13. Kemenangan ini membuat ONIC Esports keluar sebagai juara MPL Indonesia Season 15 dengan skor akhir 4–3.
Kesimpulan
Dengan kemenangan 4–3, ONIC Esports menjuarai MPL Indonesia Season 15, mengukuhkan kembali status mereka sebagai Raja Langit. Royal Derby kali ini memberi mereka mahkota kedua setelah kegagalan juara sebelumnya—mereka tidak hanya menunjukkan skill dan strategi tinggi, tapi juga kedewasaan dan mental baja.
Bagi RRQ Hoshi, meski gagal di final, perjalanan mereka tetap patut diacungi jempol. Mereka hampir menang, menunjukkan agresi early game yang mematikan, dan sempat memegang kendali seri. Mental mereka tetap kuat, dan comeback di tengah seri merupakan bukti bahwa mereka adalah tim dengan mental juara.
Laga final ini juga memberi pelajaran berharga: tidak ada yang lebih penting daripada adaptasi, mental, dan strategi jangka panjang. ONIC membuktikan mereka bisa unggul tiga game awal, bangkit ketika tertinggal, dan menang di game penentu—sifat karakter juara sejati.