Memasuki musim 2025/2026, sejumlah pemain diaspora Indonesia mulai memilih melanjutkan karier mereka di Liga Indonesia. Langkah ini menarik perhatian publik dan memberikan dinamika baru bagi kompetisi sepak bola tanah air.

Beberapa nama top seperti Jordi Amat yang bergabung dengan Persija Jakarta, Rafael Struick ke Dewa United, serta Jens Raven yang resmi memperkuat Bali United sudah diumumkan. Selain itu, kabar kedatangan Justin Hubner dan Thom Haye juga tengah ramai diperbincangkan.

Dukungan Patrick Kluivert terhadap Pemain Diaspora

Patrick Kluivert, pelatih Timnas Indonesia, memberikan pandangannya terkait fenomena ini. Ia menilai bahwa mendapatkan menit bermain di klub baru lebih penting daripada sekadar nama besar atau liga tempat mereka berlaga. Menurut Kluivert, kesempatan bermain yang cukup akan berdampak positif pada performa pemain di level tim nasional.

Pendapat Pengamat Sepak Bola Binder Singh

Pengamat sepak bola nasional, Binder Singh, turut menanggapi pernyataan Kluivert. Melalui kanal YouTube Bola Bung, ia menyebut keputusan tersebut sangat wajar dan masuk akal.

“Kluivert tidak ingin ada diskriminasi antara pemain yang bermain di luar negeri dengan mereka yang berlaga di Liga Indonesia,” jelas Binder. Ia menambahkan bahwa pelatih asal Belanda itu bahkan memanggil banyak pemain dari Liga Indonesia dalam pertandingan melawan Jepang dan China, termasuk debut Beckham Putra yang tampil impresif.

Menit Bermain yang Kompetitif Jadi Kunci

Meskipun mendukung alasan menit bermain, Binder mengingatkan bahwa kualitas menit bermain juga harus diperhatikan, terutama bagi pemain muda. Mereka perlu menghadapi tantangan dan berjuang untuk mendapatkan posisi utama agar terus berkembang.

Iklan

“Zona nyaman justru bisa menghambat perkembangan pemain muda,” tutur Binder. Ia mengkhawatirkan jika pemain langsung menempati posisi tanpa perjuangan, hal ini bisa membuat progres mereka tidak sesuai harapan dalam hal teknik dan performa.

Perbedaan Latihan dan Tantangan di Eropa

Binder juga menyoroti perbedaan pola latihan di Eropa yang lebih ketat dan menantang. Meskipun beberapa pemain diaspora bergabung dengan klub luar negeri, seringkali mereka kesulitan mendapatkan menit bermain yang cukup, yang justru menghambat kemajuan mereka.

Contohnya adalah Nathan Tjoe-A-On, yang meskipun berlatih di Eropa, mendapat kesempatan bermain penuh saat membela Timnas Indonesia melawan Australia.

Kesimpulan

Kehadiran pemain diaspora di Liga Indonesia mendapat dukungan dari pelatih dan pengamat. Mereka sepakat bahwa menit bermain merupakan faktor krusial dalam pengembangan pemain, namun juga menekankan pentingnya kualitas dan tantangan dalam menit bermain tersebut agar potensi pemain benar-benar terasah.