Belal Muhammad, petarung UFC berpengalaman, mengajak UFC untuk menambah kelas berat demi memperpanjang usia karier para atlet. Menurutnya, penambahan kelas berat bisa mengurangi tekanan pemotongan berat badan yang kerap membebani petarung dan membuka lebih banyak kesempatan bertanding dalam setahun.

Pernyataan ini disampaikan Muhammad dalam sesi tanya jawab di kanal YouTube pribadinya. Dengan catatan MMA 24-4 dan 15-4 di UFC, Muhammad yang pernah menjadi juara welterweight UFC menyatakan bahwa banyak petarung yang terjebak di rentang kelas berat antara 155 hingga 185 pound, sehingga menambah kelas berat akan sangat membantu.

“Apakah saya pikir UFC perlu menambah kelas berat? Ya, saya pikir begitu,” ujar Muhammad. “Banyak petarung yang berada di tengah-tengah antara 155 sampai 170 dan 170 sampai 185. Banyak yang terjebak di situ. Dengan menambah kelas berat, petarung bisa bertarung lebih lama dan lebih sering dalam setahun.”

Dia juga menyoroti bahaya pemotongan berat badan yang ekstrem. “Pemotongan berat badan sangat berbahaya, saya tahu banyak petarung yang benar-benar menyiksa diri demi menurunkan berat badan. Bahkan jika kelas berat bertambah, petarung di kelas atas mungkin tetap akan mencoba menurunkan berat badan. Memang akan tetap ada kekacauan, tapi kita akan melihat lebih banyak pertarungan gelar. Jadi, kenapa tidak menambah kelas berat?”

Belal Muhammad baru saja berusia 37 tahun dan tengah berusaha merebut kembali gelarnya setelah kalah dari Jack Della Maddalena di UFC 315. Meski kalah, semangatnya tetap menyala dan dia yakin masih memiliki banyak tenaga untuk bertarung.

Iklan

“Bagi saya, yang terpenting adalah mendengarkan tubuh sendiri,” kata Muhammad. “Saya masih merasa prima, masih mencintai olahraga ini, dan masih menikmati latihan. Saya baru saja selesai latihan. Selama saya masih mencintai apa yang saya lakukan, belum benci, dan tubuh saya belum memberi sinyal berhenti, saya akan terus maju. Saat ini, saya yakin masih yang terbaik di dunia dan sedang berusaha kembali ke puncak.”

Dia menegaskan bahwa fokusnya adalah pada pertarungan berikutnya, satu per satu, tanpa terburu-buru. “Saya menanti pertarungan selanjutnya dan akan terus fokus pada itu. Satu pertarungan pada satu waktu.”