Crypto

Solana Konsolidasi di Level $152, Analis Pantau Sinyal Pembalikan Tren

Setelah mengalami koreksi signifikan sejak akhir Mei, harga kripto Solana (SOL) kini mulai menunjukkan tanda-tanda stabilitas. Dalam beberapa hari terakhir, SOL bertahan di kisaran $150–$153 atau sekitar Rp2.438.700 hingga Rp2.487.474 (kurs Rp16.258/USD), mencerminkan fase konsolidasi yang ketat. Sejumlah analis teknikal menilai bahwa fase ini bisa menjadi titik balik bagi altcoin unggulan tersebut.

Koreksi harga Solana mencapai hampir 20% dari level tertinggi Mei yang berada di atas $186 (sekitar Rp3.023.988). Namun, alih-alih terus tertekan, SOL mulai membentuk struktur higher lows, suatu pola teknikal yang menunjukkan kekuatan pembeli meski di tengah tekanan pasar.

Solana Konsolidasi Di Level $152 Analis Pantau Sinyal Pembalikan Tren 2

Grafik harian SOL memperlihatkan pola cup-and-handle, salah satu pola pembalikan tren bullish yang dikenal kuat. Pola ini terbentuk dari Februari hingga Mei dan saat ini memasuki fase konsolidasi di bawah resistance utama di $183,63 (sekitar Rp2.984.705). Jika pola ini terkonfirmasi, harga SOL berpotensi kembali menguji level $200 (sekitar Rp3.251.600) dalam beberapa pekan ke depan.

Tekanan Jual Mulai Mereda

Salah satu faktor penting yang menjadi perhatian analis adalah data on-chain yang menunjukkan adanya penurunan tekanan jual. Berdasarkan data dari Glassnode, posisi bersih Solana di bursa (exchange net position change) berada di zona negatif. Ini menandakan bahwa investor lebih memilih memindahkan aset mereka dari bursa ke dompet pribadi untuk disimpan dalam jangka panjang.

Hal ini juga didukung oleh sinyal teknikal lainnya, seperti crossover antara EMA 12 dan EMA 26 pada grafik 4 jam, yang menunjukkan potensi pembalikan arah jangka pendek. Selain itu, indikator MACD saat ini berada di wilayah positif dan parabolic SAR menunjukkan dukungan kuat dari bawah harga saat ini.

Pasar Fokus ke Sentimen Makro

Stabilisasi harga SOL tidak bisa dilepaskan dari sentimen makro global, terutama perkembangan terbaru dari perundingan dagang putaran kedua antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang digelar di London. Dalam pertemuan ini, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng membahas isu sensitif seperti tarif, chip AI, dan pembatasan ekspor bahan baku langka.

Meski hasil akhir belum diumumkan, kehadiran dialog diplomatik telah mengurangi ketidakpastian pasar global. Hal ini juga berdampak pada aset berisiko seperti kripto, termasuk Solana. Dalam 24 jam terakhir, harga SOL sempat menguat hingga 4,83% dari level $148,08 ke $155,24 sebelum terkoreksi dan kembali stabil di $152,16 (sekitar Rp2.473.216).

Level-Level Kunci yang Dipantau Trader

Berdasarkan analisis teknikal terbaru, ada beberapa level penting yang kini menjadi perhatian pelaku pasar:

  • Support utama: $144,30 (sekitar Rp2.347.889). Jika harga menembus ke bawah level ini, tren bullish jangka pendek bisa gugur.
  • Resistance jangka pendek: $159,17 (sekitar Rp2.588.808). Breakout di atas level ini akan menjadi sinyal awal pembalikan tren.
  • Target optimistis jangka menengah: $238,09 (sekitar Rp3.871.216), sesuai dengan proyeksi RSI yang menguat di grafik harian.

Konsolidasi harga Solana di sekitar level $152 menunjukkan bahwa pasar sedang menunggu katalis baru untuk menentukan arah selanjutnya. Dengan sejumlah indikator teknikal yang menunjukkan potensi pembalikan tren dan tekanan jual yang mulai mereda, analis mulai optimistis terhadap peluang rebound SOL dalam waktu dekat.

Meski demikian, faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik, regulasi, dan sentimen pasar global tetap menjadi variabel penting yang dapat mempengaruhi pergerakan harga. Para investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan mengikuti perkembangan data teknikal serta makroekonomi secara berkala.

Artikel ini bukan merupakan saran atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan mengandung risiko, dan pembaca diharapkan untuk melakukan riset sendiri sebelum membuat keputusan.