Ini Alasan Mengapa Harga Bitcoin dan Crypto Lainnya Sangat Fluktuatif

Tidak dapat disangkal bahwa pasar cryptocurrency dikenal dengan volatilitasnya yang tinggi. Pergerakan harga yang signifikan, yang mungkin dianggap luar biasa di pasar keuangan lain, menjadi hal biasa di dunia aset digital ini.

Namun, apakah volatilitas crypto ini merupakan kelebihan, kekurangan, atau bagian dari proses pertumbuhan yang juga dialami oleh pasar keuangan lainnya di masa awal perkembangannya? Sebagaimana pasar saham yang dulunya penuh gejolak sebelum akhirnya matang, crypto juga menghadapi fase serupa.

Meskipun sebagian besar investor memahami bahwa harga aset crypto dapat berubah secara drastis, hanya sedikit yang benar-benar mengerti penyebab di balik fluktuasi ini. Artikel ini bertujuan menjelaskan alasan di balik volatilitas crypto, membantu investor memahami dinamika pasar agar dapat mengidentifikasi peluang besar sekaligus memitigasi risiko yang mungkin timbul.

Apa Itu Volatilitas?

Dalam pasar keuangan, volatilitas mengacu pada seberapa besar perubahan harga suatu aset dalam periode tertentu. Semakin besar dan sering pergerakan harga, semakin tinggi tingkat volatilitasnya. Sebaliknya, jika pergerakannya stabil, volatilitasnya rendah.

Aset yang sangat fluktuatif biasanya dianggap lebih berisiko sebagai investasi, tetapi potensi keuntungannya juga lebih besar. Sebaliknya, aset dengan volatilitas rendah cenderung memberikan hasil yang lebih stabil.

Membandingkan Volatilitas Crypto dengan Market Lain

Sebagai kelas aset yang relatif baru, cryptocurrency menunjukkan volatilitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan aset lain. Saham, misalnya, memiliki tingkat volatilitas yang bervariasi, dari saham berkapitalisasi besar seperti Google atau Apple yang cenderung stabil hingga saham kecil yang lebih tidak menentu. Obligasi bahkan lebih stabil lagi, terutama obligasi pemerintah seperti Treasury AS.

Namun, pasar crypto berada di liga yang berbeda. Pergerakan harga yang tajam, baik naik maupun turun, terjadi dengan kecepatan yang jarang terlihat di pasar lain. Bitcoin, misalnya, telah mengalami fase koreksi harga yang cukup signifikan. Meskipun demikian, Bitcoin selalu berhasil pulih dan mencetak rekor tertinggi baru, termasuk puncaknya di angka $108.000 pada Desember 2024.

Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Crypto

1. Proses Pencarian Harga yang “Sebenarnya”

Pasar keuangan baru selalu membutuhkan waktu untuk matang, begitu pula dengan crypto. Aset digital ini, bersama pasar dan investornya, masih dalam tahap awal pertumbuhan dan mencari keseimbangan untuk menentukan nilai wajarnya.

Meskipun adopsi crypto semakin meluas, pasar ini masih dianggap sebagai anomali dibandingkan aset tradisional seperti saham atau komoditas. Ketidakpastian mengenai regulasi dan utilitas jangka panjang crypto terus memengaruhi volatilitasnya.

2. Pasar yang Belum Matang

Ekosistem crypto sedang berkembang pesat, tetapi banyak instrumen keuangan di dalamnya masih dalam tahap pengembangan. Likuiditas pasar crypto yang relatif kecil dibandingkan pasar saham AS, misalnya, membuatnya lebih rentan terhadap pergerakan besar.

Likuiditas yang terpecah-pecah di berbagai bursa juga menyulitkan pelaku pasar besar untuk bertransaksi tanpa memengaruhi harga secara signifikan.

3. Dinamika Penawaran dan Permintaan

Dinamika antara penawaran dan permintaan (supply and demand) sangat memengaruhi harga aset, terutama di pasar crypto yang memiliki karakteristik unik seperti pasokan terbatas. Bitcoin, misalnya, memiliki batas pasokan 21 juta koin. Ketika permintaan meningkat secara tiba-tiba, harga dapat melonjak tajam, memicu volatilitas lebih lanjut.

4. Sentimen Pasar

Pasar crypto sangat dipengaruhi oleh sentimen investor. Informasi positif atau negatif dapat menyebar dengan cepat, menyebabkan FOMO, yang kemudian menggerakkan harga dalam waktu singkat. Banyak aset crypto, khususnya altcoin (dan lebih khusus meme coin), cenderung mengalami volatilitas tinggi karena likuiditas yang relatif rendah serta ketergantungan besar pada komunitas dan tren media sosial.

Harga meme coin sering kali melonjak secara drastis karena hype atau dukungan dari figur publik, namun juga dapat jatuh dengan cepat ketika minat mulai memudar. Oleh karena itu, investor perlu berhati-hati dan memahami risiko yang terkait dengan investasi dalam aset-aset ini.

5. Kurangnya Regulasi

Ketiadaan regulasi yang jelas di pasar crypto menciptakan ketidakpastian. Peristiwa seperti kasus hukum SEC terhadap Ripple menunjukkan bagaimana regulasi dapat berdampak signifikan pada volatilitas aset crypto.

6. Perdagangan 24/7

Tidak seperti market lain yang memiliki jam perdagangan tertentu, pasar crypto tidak pernah tutup. Kondisi ini, ditambah dengan kurangnya mekanisme pengaman seperti circuit breaker, membuat pasar crypto lebih rentan terhadap pergerakan harga yang ekstrem.

Kesimpulan

Pasar crypto masih dalam tahap awal perkembangan, dengan karakteristik yang belum matang dan volatilitas yang tinggi. Namun, ini adalah bagian dari proses pertumbuhan yang membawa tantangan sekaligus peluang bagi investor.

Seiring waktu, volatilitas crypto diperkirakan akan menurun seiring dengan meningkatnya partisipasi institusional dan kejelasan regulasi. Bagi mereka yang dapat memahami dan mengelola risiko, crypto menawarkan peluang besar untuk masa depan yang lebih inovatif.

Sumber: kriptopedia.id