Setelah tiga pekan intensif mematangkan aspek fisik dan teknik, pelatih PSIS Semarang, Kahudi Wahyu, kini mengalihkan perhatian ke pembangunan mental pemain. Langkah ini diambil sebagai persiapan menghadapi ketatnya persaingan di Liga 2 musim 2025/2026 yang menuntut fisik, teknik, sekaligus mental yang kuat.
Kahudi menilai, kemampuan fisik dan teknik saja tidak cukup untuk membawa tim meraih hasil optimal. Mentalitas tangguh menjadi kunci utama agar para pemain mampu konsisten menjaga fokus, bertanggung jawab dalam transisi permainan, dan menunjukkan empati satu sama lain di dalam sistem permainan yang diterapkan.
Peran Mentalitas dalam Sistem Permainan
“Saya melihat aspek mental sangat penting. Pemain harus memahami rekan setimnya, memiliki empati, semua harus ikut menyerang dan bertahan bersama. Ketika kehilangan bola, counter pressing dan rasa tanggung jawab menjadi sorotan utama. Semua ini sangat berpengaruh di momen transisi,” ujar Kahudi pada Jumat, 18 Juli 2025.
Pelatih berpengalaman ini memastikan penguatan mental berjalan beriringan dengan penyempurnaan struktur tim. Sikap individual para pemain akan memengaruhi solidaritas kolektif, yang menjadi fondasi utama dalam membangun tim yang solid.
Membangun Empati dan Komitmen Bersama
“Mental bukan hanya soal jiwa petarung atau latihan fisik. Kami membangun empati antar pemain dan respon saling mendukung. Ini merupakan bagian penting dalam sepak bola modern. Selain itu, mengatur jarak antarpemain secara bersama adalah bentuk komitmen yang harus dijaga,” tambah Kahudi.
Ia juga menegaskan pentingnya keterlibatan seluruh pemain dalam pola dan prinsip permainan yang diterapkan. Tidak boleh ada pemain yang ‘terlepas’ dari sistem, baik saat menyerang maupun bertahan, agar alur permainan dan struktur pressing tetap terjaga.
Progres Positif di Aspek Teknis dan Penyelesaian Akhir
Dari sisi teknis, Kahudi mengapresiasi peningkatan pemahaman pemain mengenai positioning dan penjagaan jarak antarlini yang mulai konsisten. Komitmen kolektif dalam tim pun terus meningkat.
Selain itu, tim kini fokus pada sesi latihan khusus penyelesaian akhir (finishing), yang dianggap krusial untuk mengubah dominasi permainan menjadi gol. “Saat ini sudah mulai masuk ke fase scoring. Proses ini harus menghasilkan eksekusi berkualitas. Tinggal kesungguhan hati para pemain melawan rasa lelah yang menjadi kunci,” pungkasnya.