Jannik Sinner telah menjadi salah satu bintang paling bersinar dalam dunia tenis saat ini. Dengan gaya bermain yang tenang namun penuh tenaga eksplosif, atlet muda asal Italia ini menarik perhatian para penggemar dan pengamat tenis di seluruh dunia. Lahir dan dibesarkan di kawasan pegunungan Dolomites, Sinner menunjukkan bahwa ketenangan dan kerja keras dapat membawa seseorang menembus puncak olahraga kelas dunia.
Selain performa di lapangan, kehidupan pribadi dan dukungan dari lingkungan sekitar turut membentuk sosok Jannik. Dari keluarga yang erat hingga hubungan asmara yang dijaga privasinya, serta tim pelatih yang selalu mendukung dengan strategi dan pelatihan fisik terbaik, semua elemen ini menjadi kunci suksesnya. Mari kita telusuri lebih dalam profil lengkap bintang tenis Italia ini.
Jannik Sinner lahir pada 16 Agustus 2001 di San Candido, Italia. Pada tahun 2025, usianya menginjak 23 tahun, namun sudah menorehkan berbagai prestasi luar biasa di dunia tenis. Ia telah meraih beberapa gelar Grand Slam dan berhasil menembus peringkat satu dunia, membuktikan bakat dan perjuangannya sejak dini.
Memiliki tinggi badan 191 cm (6 kaki 3 inci), Sinner memanfaatkan postur tubuhnya untuk menghasilkan servis yang kuat dan permainan agresif dari baseline. Keunggulan fisik ini sangat membantu dirinya bersaing dengan para pemain papan atas dunia.
Keluarga yang Mendukung
Sinner berasal dari keluarga yang sangat mendukung di San Candido. Orang tuanya, Johann dan Siglinde, sejak awal selalu memberikan dorongan dan dukungan penuh terhadap karier tenisnya.
Johann, yang juga dikenal dengan nama Hanspeter, berasal dari wilayah South Tyrol di Italia. Sudah berkarier sebagai koki profesional selama lebih dari 40 tahun, ia bekerja di Talschlusshutte Hut, sebuah pondok ski di Sexten, Italia, saat Jannik masih kecil. Johann dikenal sebagai sosok yang sangat mendukung anaknya, bahkan kini bergabung dalam tim Jannik sebagai koki untuk mengatur pola makan dan menjaga kebugaran sang juara.
“Saya sering latihan ski dari jam 2 sampai 4 sore,” kata Jannik setelah memenangkan Australian Open 2024. “Saat pulang sekitar jam 4.30, ibu saya biasanya sudah di rumah, tapi saya sering bermain tenis atau sepak bola, jadi tidak terlalu banyak di rumah.”
Johann juga sering membantu di restoran milik keluarga, ‘Haus Sinner’, dan selalu setia mendampingi Jannik saat bertanding. Kehadiran Johann di tim bukan hanya soal memasak, tapi juga menambah kehangatan keluarga di tengah jadwal padat tur tenis.
Sementara itu, Siglinde, ibu Jannik, bekerja sebagai pelayan di pondok ski yang sama dengan Johann. Bersama suaminya, ia selalu memberikan dukungan penuh terhadap cita-cita Jannik menjadi petenis profesional, tanpa memberikan tekanan berlebihan.
“Saya pergi dari rumah saat berusia 14 tahun dan harus cepat mandiri, mulai dari memasak hingga mencuci baju. Itu mungkin cara tercepat untuk saya tumbuh dewasa,” ungkap Jannik dalam konferensi pers pasca pertandingan 2024. Ia menambahkan bahwa kepercayaan dan kebebasan yang diberikan orang tuanya menjadi kunci kesuksesannya.
Meski selalu mendukung, Siglinde mengaku sering merasa cemas saat menonton pertandingan Jannik secara langsung. “Saya biasanya meninggalkan saat set pertama selesai dan lebih memilih menonton di TV,” katanya usai Italian Open di Roma pada Mei lalu.
Hubungan Pribadi
Hingga tahun 2025, Jannik Sinner belum menikah. Ia diketahui menjalin hubungan dengan pemain tenis asal Rusia, Anna Kalinskaya, sejak setidaknya Mei 2024 yang terungkap saat French Open. Meski begitu, ia tetap menjaga kehidupan pribadinya dari sorotan publik.
Pelatih dan Tim Pendukung
Dalam kariernya, Jannik Sinner pernah bekerja sama dengan beberapa pelatih ternama. Riccardo Piatti adalah pelatih penting yang membantu mengasah kemampuannya pada masa awal. Setelah berpisah, ia dilatih oleh Simone Vagnozzi dan Darren Cahill yang terus membimbingnya secara taktis dan fisik. Tim pelatih ini menjadi fondasi kuat yang mendukung perkembangan kariernya.
Pencapaian Karier
- Juara ATP Termuda Sejak 2008 (2020): Pada usia 19 tahun, Sinner memenangkan Sofia Open, menandai dirinya sebagai juara ATP termuda dalam 12 tahun terakhir.
- Penampilan Cemerlang di US Open 2020: Ia berhasil melaju hingga babak perempat final, menegaskan potensinya di turnamen Grand Slam.
- Debut di ATP Top 10 (2021): Pada akhir tahun 2021, Sinner masuk daftar 10 besar dunia ATP, bukti konsistensi dan kualitas permainannya.
- Gelar ATP Masters 1000 Pertama di Miami (2024): Mengalahkan Grigor Dimitrov dengan skor 6-3, 6-1 di final, menambah prestasi penting dalam kariernya.
- Juara Cincinnati Open (2024): Mengalahkan Frances Tiafoe 7-6(4), 6-2 dalam pertandingan final.
- Menang di Shanghai Masters (2024): Dengan kemenangan atas Novak Djokovic 7-6(4), 6-3, ini menjadi gelar Masters 1000 keempatnya.
- Juara Grand Slam Pertama di Australian Open (2024): Memenangi pertandingan final melawan Daniil Medvedev dengan skor 3-6, 3-6, 6-4, 6-4, 6-3, menjadikannya pria Italia pertama yang memenangkan gelar tunggal putra Australian Open di era Open.
- Juara ATP Finals (2024): Mengakhiri musim gemilang 2024 dengan kemenangan atas Taylor Fritz 6-4, 6-4, menjadi orang Italia pertama yang memenangkan turnamen penutup musim bergengsi ini.
- Juara Wimbledon (2025): Jannik inner mengatasi Alcaraz dengan skor 4-6, 6-4, 6-4, 6-4 dengan performa yang luar biasa di debut final Wimbledon-nya., menjadikannya tunggal putra pertama yang memenangkan gelar Wimbledon.
Jannik Sinner adalah contoh nyata dari perjuangan dan dedikasi yang membawa seorang atlet muda dari kota kecil di Italia menuju panggung dunia tenis. Dengan dukungan keluarga, pelatih, dan kerja keras, ia terus menulis sejarah baru dalam olahraga tenis.