Kurang dari satu jam setelah kalah straight sets dari Jannik Sinner di semifinal Wimbledon, Novak Djokovic menyatakan bahwa ia tidak percaya ini adalah penampilan terakhirnya di turnamen bergengsi tersebut. Meski kalah 6-3, 6-3, 6-4, petenis Serbia berusia 38 tahun ini meninggalkan lapangan dengan penuh emosi dan mendapat standing ovation dari penonton di Centre Court.
Djokovic melambaikan tangan ke berbagai arah tribun sebagai tanda terima kasih atas dukungan yang luar biasa. Ketika ditanya apakah ia akan merasa sedih jika pertandingan itu benar-benar yang terakhir di All England Club, Djokovic mengaku akan merasa sedih, namun ia yakin itu bukan akhir dari kariernya di Wimbledon.
“Saya berharap ini bukan pertandingan terakhir saya di Centre Court,” ujar Djokovic. “Saya tidak berencana mengakhiri karier saya di Wimbledon hari ini. Saya pasti berencana kembali setidaknya satu kali lagi untuk bermain di Centre Court.” Pernyataan ini menegaskan keinginan Djokovic untuk terus bersaing di level tertinggi meskipun usianya sudah tidak muda lagi.
Petunjuk Pensiun yang Belum Terjadi
Beberapa waktu lalu, setelah kalah dari Sinner juga di babak semifinal French Open, Djokovic sempat memberi sinyal bahwa itu mungkin menjadi pertandingan terakhirnya di Roland Garros. Namun, pernyataan itu belum menunjukkan bahwa ia akan segera pensiun dari dunia tenis.
Konferensi pers Djokovic pada Jumat lalu di Wimbledon menarik perhatian besar, dengan hampir semua kursi terisi penuh oleh wartawan. Bahkan Carlos Alcaraz, juara bertahan dua kali, terkesan dan mengungkapkan “wow” ketika jadwal konferensi persnya harus dipindahkan ke waktu yang sama dengan Djokovic.
Djokovic mengakui bahwa ia mengalami gangguan fisik selama pertandingan melawan Sinner, meskipun tidak merinci jenis masalahnya. Ia juga menyebutkan bahwa ia merasa sulit menghadapi Sinner dan Alcaraz dalam pertemuan terakhirnya. Namun, Djokovic yakin bahwa performanya di Grand Slam tetap terjaga.
“Saya sudah memberikan semua yang saya bisa dalam latihan dan persiapan agar bisa tampil maksimal di Grand Slam,” kata Djokovic. “Meskipun saya belum memenangkan Grand Slam tahun ini atau tahun lalu, saya masih merasa bermain tenis terbaik saya di turnamen-turnamen besar yang paling saya pedulikan saat ini.”
Rekam Jejak dan Persaingan Terbaru
Djokovic dianggap sebagai salah satu petenis terbaik sepanjang masa. Pada US Open 2023, ia menyamai rekor Margaret Court dengan 24 gelar Grand Slam tunggal. Musim itu menjadi salah satu yang terbaik, dengan tiga gelar Grand Slam dan menutup tahun sebagai peringkat satu dunia.
Namun sejak saat itu, Djokovic hanya berhasil mencapai satu final Grand Slam (kalah dari Alcaraz di Wimbledon tahun lalu) dan empat semifinal. Ia juga meraih medali emas Olimpiade di Paris musim panas lalu, gelar besar terakhir yang belum pernah ia raih sebelumnya. Selain itu, ia hanya memenangkan satu gelar ATP dalam periode tersebut.
Di sisi lain, pesaing utamanya, Carlos Alcaraz dan Jannik Sinner, yang akan bertanding di final Wimbledon 2025, telah mendominasi dengan memenangkan enam gelar Grand Slam terakhir. Djokovic mengakui pasangan ini berada di level yang jauh lebih tinggi saat ini.