Perebutan posisi puncak di dunia tenis putra semakin memanas dengan persaingan ketat antara Jannik Sinner dan Carlos Alcaraz. Meskipun Sinner masih memimpin dengan keunggulan 3.430 poin dalam PIF ATP Rankings, situasi ini berpotensi berubah drastis dalam dua bulan ke depan menjelang turnamen US Open yang akan menjadi panggung utama bagi keduanya.
Alcaraz memiliki peluang besar untuk menyalip Sinner jika mampu mempertahankan konsistensi selama tur lapangan keras di Amerika Utara. Persaingan ini semakin menarik karena kedua pemain menunjukkan performa yang berbeda dalam beberapa turnamen terakhir.
Secara matematis, Jannik Sinner memang berada di posisi nyaman saat ini. Namun, ia harus berhasil mempertahankan 3.200 poin yang diraih dalam tur hard court musim panas tahun lalu. Poin tersebut berasal dari 200 poin di Kanada, 1.000 poin saat menjuarai Cincinnati, dan 2.000 poin dari kemenangan di US Open.
Sementara itu, Carlos Alcaraz hanya memiliki 60 poin yang harus dipertahankan dari periode yang sama tahun lalu. Ia tidak mengikuti turnamen di Kanada, tersingkir lebih awal di Cincinnati dari Gael Monfils, dan kalah mengejutkan di babak kedua US Open dari Botic van de Zandschulp. Kondisi ini memberikan ruang besar bagi Alcaraz untuk menambah poin, sedangkan Sinner harus bekerja keras untuk mempertahankan posisi teratasnya.
Dengan perbedaan poin yang harus dipertahankan, secara matematis keduanya memiliki peluang hampir seimbang untuk menjadi peringkat 1 dunia usai US Open. Penampilan mereka di dua turnamen Masters 1000 di Toronto dan Cincinnati, serta hasil di Flushing Meadows, akan menjadi penentu siapa yang mampu menguasai singgasana sampai akhir musim panas.
Pemain | Kanada | Cincinnati | US Open | Total Poin Dipertahankan |
---|---|---|---|---|
Jannik Sinner | 200 | 1.000 | 2.000 | 3.200 |
Carlos Alcaraz | 0 | 10 | 50 | 60 |
Jika Alcaraz mampu tampil konsisten dan mencapai minimal final salah satu turnamen Masters, serta menjuarai US Open, ia berpeluang besar untuk merebut peringkat 1 dunia dari tangan Sinner.
Rivalitas yang Semakin Memanas
Kemenangan Sinner atas Alcaraz di final Wimbledon pekan lalu menjadi momen penting dalam rivalitas keduanya. Dengan hasil ini, Sinner berhasil memangkas jarak pertemuan menjadi 5-8 dan memperpanjang masa kepemimpinan sebagai petenis nomor 1 dunia menjadi 58 pekan berturut-turut. Prestasi ini menjadikannya sebagai debut terlama keempat sebagai peringkat 1 dunia di era ATP modern.
Pemain | Pekan Berturut-turut sebagai No. 1 Dunia |
---|---|
Roger Federer | 237 |
Jimmy Connors | 160 |
Lleyton Hewitt | 75 |
Jannik Sinner | 58 |
Novak Djokovic | 53 |
Meski demikian, Alcaraz memiliki pengalaman lebih sebagai petenis nomor 1 dunia. Ia pernah menduduki posisi tersebut selama 36 pekan sejak keberhasilannya menjuarai US Open 2022, menjadikannya pemain termuda yang pernah memegang peringkat puncak ATP.
Melihat statistik musim ini, Sinner menunjukkan performa yang efisien dengan rekor 26 kemenangan dan 3 kekalahan. Sementara itu, Alcaraz unggul dalam jumlah kemenangan dengan 48 dari 54 pertandingan, meskipun memiliki lebih banyak kekalahan. Beban mempertahankan poin yang minimal membuat Alcaraz berada dalam posisi taktis yang lebih menguntungkan.
Motivasi Alcaraz semakin tinggi setelah kekalahan di final Wimbledon dari Sinner. Sebagai juara bertahan US Open 2022, ia dipastikan akan tampil habis-habisan di tur Amerika Utara untuk memperkecil jarak poin dan merebut kembali posisi puncak dunia.