Publica.id — Bulan Ramadan akan segera tiba, membawa berkah dan kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah. Setiap tahunnya, penentuan awal puasa menjadi perhatian utama bagi masyarakat Muslim di Indonesia. Pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah memiliki metode masing-masing dalam menetapkan awal Ramadan.
Jadwal Awal Puasa Pemerintah
Pemerintah akan menetapkan awal Ramadan 1446 H melalui sidang isbat yang dijadwalkan pada hari ini, Selasa (28/2). Sidang ini akan berlangsung di Auditorium H.M. Rasjidi dan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk ormas Islam, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ahli falak, serta perwakilan DPR dan Mahkamah Agung.
Penentuan awal Ramadan didasarkan pada kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yang mensyaratkan tinggi hilal minimal 3 derajat dengan elongasi 6,4 derajat agar imkanur rukyat terpenuhi.
“Dengan kriteria ini, secara astronomi, ada indikasi kuat bahwa hilal akan terlihat,” ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat, pada Rabu (26/2).
Jadwal Awal Puasa NU
Penetapan awal Ramadan 2025 oleh Nahdlatul Ulama (NU) masih menunggu hasil rukyatul hilal pada 29 Syakban 1446 H. Lembaga Falakiyah PBNU akan mengumumkan keputusan resminya setelah melakukan pengamatan hilal.
Jadwal Awal Puasa Muhammadiyah
Muhammadiyah telah lebih dahulu menetapkan awal Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini didasarkan pada Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 1/MLM/I.0/E/2025 yang memuat hasil hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 H.
Muhammadiyah juga telah menetapkan Idul Fitri 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025, dengan puasa berlangsung selama 30 hari. Keputusan ini memberikan kepastian bagi umat Islam yang mengikuti metode hisab dalam menentukan awal Ramadan dan Idul Fitri.