Barbora Krejcikova kembali menunjukkan kelasnya sebagai juara bertahan Wimbledon dengan menaklukkan Alexandra Eala dalam laga sengit tiga set pada Selasa (1/7). Meski sempat tertinggal, petenis asal Ceko ini sukses membalikkan keadaan dan menang 3-6, 6-2, 6-1 di babak pertama Grand Slam legendaris di London tersebut.

Perjalanan Berbeda Menuju Center Court

Krejcikova mengawali Wimbledon 2025 dengan status juara bertahan, namun kondisinya belum sepenuhnya prima setelah absen lima bulan akibat cedera punggung. Bahkan, ia baru saja menarik diri di perempat final Eastbourne pekan lalu karena cedera paha. Rekor pertandingannya sejak comeback pun belum impresif, dengan hanya tiga kemenangan dari tujuh laga.

Sementara itu, Alexandra Eala—bintang muda Filipina berusia 20 tahun—datang ke London dengan percaya diri. Tahun ini, ia telah mengalahkan tiga peraih gelar Grand Slam, termasuk Jelena Ostapenko dan Iga Swiatek di Miami. Di Eastbourne, Eala bahkan menembus final, meski akhirnya harus puas dengan posisi runner-up setelah bertarung sengit melawan Maya Joint.

Drama Tiga Set: Krejcikova Bangkit Setelah Tertinggal

Di set pembuka, Eala tampil penuh percaya diri. Ia mampu memanfaatkan kesalahan Krejcikova dan merebut keunggulan dengan break di gim keenam, menutup set pertama dengan skor 6-3.

Namun, pengalaman berbicara. Krejcikova yang sudah mengoleksi berbagai gelar Grand Slam, termasuk Wimbledon 2024, mulai menemukan ritme di set kedua. Ia langsung tancap gas, unggul 5-0 sebelum akhirnya menutup set dengan skor 6-2.

Set penentuan menjadi milik Krejcikova sepenuhnya. Berkat mental juara dan strategi brilian, ia berhasil mematahkan servis Eala di awal set dan melaju tanpa hambatan. Pukulan backhand silang di match point memastikan kemenangan sekaligus menjadi momen emosional kebangkitan bagi sang juara bertahan.

Statistik Bicara: Pengalaman Jadi Pembeda

Sepanjang laga, Krejcikova menunjukkan kualitas teknik dan kecerdasan bermain, terutama saat mendekati net. Ia berhasil mengamankan 8 dari 13 poin ketika maju ke depan, berbanding jauh dengan Eala yang hanya mendapatkan 2 dari 9 poin dalam situasi serupa.

Iklan

Meski kalah, Eala tetap membuktikan kualitasnya. Servis stabil dan reli panjang mampu ia tampilkan, namun tekanan bertubi-tubi dari lawan membuat ritmenya buyar di dua set terakhir.

Dengan kemenangan ini, Krejcikova mencatat total 14 kemenangan di Wimbledon sepanjang kariernya—rekor terbanyaknya di ajang Grand Slam.

Optimisme Juara Bertahan

Bagi Krejcikova, hasil positif di laga pembuka ini sangat berarti, apalagi ia baru saja melihat kembali trofi Venus Rosewater Dish yang ia raih tahun lalu. Kini, dengan modal kepercayaan diri dan pengalaman, peluang mempertahankan gelar semakin terbuka.

“Di awal saya kesulitan menemukan ritme, tapi perlahan saya bisa bangkit. Pengalaman di lapangan menjadi kunci, terutama menghadapi lawan muda seperti Eala,” ungkap Krejcikova usai pertandingan.

Meski masih dibayangi cedera, Krejcikova membuktikan dirinya tetap menjadi ancaman di turnamen lapangan rumput paling prestisius di dunia. Jika performa apiknya berlanjut, bukan tidak mungkin mimpi meraih gelar Wimbledon kedua berturut-turut bisa terwujud.