Fabio Quartararo baru-baru ini membuka suara mengenai tantangan yang dihadapi tim Yamaha di MotoGP, khususnya selama putaran awal balapan. Rider asal Prancis ini menggambarkan sensasi mengendarai motor Yamaha seperti sedang melaju di lintasan basah, yang membuatnya sulit untuk mengendalikan motor dan melakukan manuver menyalip pesaing.
Hal ini dirasakan Quartararo secara langsung saat tampil di MotoGP Belanda di Assen. Meski berhasil meraih posisi pole, ia mengaku sangat kesulitan pada lap-lap awal balapan dan harus kehilangan momentum karena grip yang buruk serta akselerasi yang kurang maksimal.
“Lap-lap pertama benar-benar menjadi mimpi buruk bagi kami. Grip sama sekali tidak ada,” kata Quartararo. “Motor saya terasa seperti melaju di lintasan basah, sering selip, saya tak bisa mengikuti ritme pembalap lain, dan itu sangat membuat frustrasi.” Ia menambahkan, “Pada bagian kedua balapan, saya mampu melaju jauh lebih cepat, tapi sayangnya saya tidak mampu menyalip.”
Akibatnya, Quartararo harus puas finis di posisi ke-10, tepat di belakang pembalap KTM, Enea Bastianini. Ia sadar akan potensi dirinya sebagai pembalap, namun kondisi motor saat ini menjadi penghambat utama.
Menurut Quartararo, salah satu kelemahan utama Yamaha adalah akselerasi keluar dari tikungan lambat. Permasalahan ini menjadi semakin besar saat motor masuk ke lintasan lurus.
“Ketika harus keluar dari tikungan yang sangat lambat menuju lintasan lurus, performa motor kami sangat buruk,” jelasnya. “Grip hampir tidak ada dan kami tidak tahu bagaimana memanfaatkan tenaga mesin dengan benar. Pembalap lain keluar tikungan dengan jumlah ‘wheelie’ yang tepat dan tenaga besar, sementara kami hanya mengalami selip dan kurang tenaga.”
“Mereka bisa melaju lebih cepat di gigi satu dan dua, sementara kami kehilangan banyak tenaga di gigi tiga hingga enam,” tambah Quartararo.
Atmosfer Tim dan Harapan ke Depan
Meski menghadapi tantangan berat, Quartararo menegaskan bahwa suasana di dalam tim Yamaha, termasuk dengan pembalap Monster dan Pramac, tetap solid dan kompak.
“Kami adalah satu tim dan semua bekerja bersama mencari solusi terbaik,” ujarnya. “Memang, saya kuat di sesi kualifikasi dan bisa mengeluarkan performa maksimal motor, tapi saya tahu apa yang kurang agar bisa lebih cepat.”
Ia juga mengungkapkan bahwa kondisi mesin yang ‘memutar gigi enam sebelum tikungan cepat’ sangat tidak ideal dan menunjukkan perlunya perbaikan lebih lanjut.
Quartararo telah meraih empat pole position musim ini dan kembali naik podium MotoGP setelah finis kedua di Jerez pada 2025. Namun, permasalahan teknis seperti kegagalan ketinggian motor saat memimpin di Silverstone dan hasil kurang memuaskan di Mugello dan Assen membuat posisinya turun ke peringkat ke-11 klasemen dunia.
Rekan setimnya, Alex Rins, berada di posisi ke-17, sementara Yamaha yang saat ini tengah mengembangkan mesin V4 untuk musim 2026 masih berada di dasar klasemen konstruktor MotoGP.