Francesco Bagnaia telah berjuang merebut gelar juara MotoGP sejak 2021 dan berhasil memenangkan dua kali kejuaraan. Namun, pada musim 2025, ia menghadapi tantangan besar dan membutuhkan keajaiban untuk mengalahkan Marc Marquez yang kini memimpin klasemen dengan selisih 168 poin.
Meski masih ada 10 seri dari total 22 balapan yang tersisa, Marquez sudah menunjukkan dominasinya dengan meraih delapan kemenangan Grand Prix dan 11 kemenangan Sprint sejak bergabung dengan Ducati. Sementara itu, Bagnaia baru sekali menang Grand Prix tahun ini dan belum pernah naik podium lebih tinggi dari posisi ketiga dalam Sprint Race. Bahkan, pembalap berusia 28 tahun ini tertinggal 48 poin dari Alex Marquez, adik Marc yang juga pembalap Gresini dan pernah meraih satu kemenangan Grand Prix serta Sprint.
Marc Marquez Jadi Alasan Ducati Gunakan GP25 2025
Alex Marquez memanfaatkan Ducati Desmosedici GP24 tahun lalu untuk menjadi rival terdekat Marc Marquez, meski masih terpaut 120 poin. Di sisi lain, Bagnaia kesulitan beradaptasi dengan motor Ducati GP25 yang digunakan bersama Marc dan Fabio Di Giannantonio dari VR46 pada musim 2025.
Bagnaia sering mengungkapkan bahwa Ducati GP25 tidak sesuai dengan gaya balapnya, sehingga menghambat peluangnya dalam merebut gelar dari Marquez yang berpotensi meraih gelar ketujuhnya. Ironisnya, sosok Marquez justru menjadi penyebab utama masalah Bagnaia.
Simon Patterson dalam podcast The Race MotoGP menyatakan, “Saya rasa Jorge Martin tidak pasti memimpin kejuaraan jika Marc tidak bergabung dengan Ducati. Jika Martin dan Bagnaia sama-sama menghadapi masalah pada GP25, mungkin GP25 tidak akan pernah ada.” Ia menambahkan, “Satu-satunya alasan GP25 dibuat adalah karena Marc lebih cepat dengan motor itu dibanding Bagnaia, dan Bagnaia merasa harus memberi kesempatan untuk motor tersebut. Tanpa Marc, mereka mungkin tetap menggunakan GP24 dan Bagnaia tetap kompetitif seperti Martin.”
Ducati bahkan menolak Martin untuk menduetkan Marquez dengan Bagnaia menggantikan Enea Bastianini pada musim 2025. Martin yang awalnya dianggap favorit malah gagal mendapat tempat di tim pabrikan Ducati sebelum akhirnya meraih gelar juara 2024 bersama Pramac.
Kecepatan Marquez dengan GP25 membuat Bagnaia semakin sulit bersaing, berbeda dengan dominasi yang ia tunjukkan antara 2021 hingga 2024. Perubahan pada garpu depan motor juga menjadi kendala besar bagi Bagnaia karena ia kesulitan mendapatkan feel yang sama seperti sebelumnya.
Bagnaia Terus Berjuang Atasi Masalah Motor
GP25 membawa banyak tantangan bagi pembalap asal Turin ini. Bagnaia mengaku motor Ducati 2025 tidak memberinya rasa percaya diri yang cukup untuk memaksimalkan ban depan, terutama saat pengereman yang menjadi kunci performanya.
Meski sempat sedikit lebih percaya diri menggunakan cakram rem depan yang lebih besar di Aragon, Bagnaia tetap mencari cara agar bisa beradaptasi dengan motor GP25. Ia sangat ingin memperbaiki kemampuan pengeremannya karena merasa masih “rentan” dibanding rival-rivalnya.
Setelah finis di posisi keempat pada Grand Prix Ceko sebelum jeda musim panas, Bagnaia mengatakan lewat AS, “Saya selalu mengandalkan pengereman sebagai dasar performa. Sekarang justru itu yang membuat saya rentan dibanding yang lain. Tahun lalu saya bisa mengerem lebih keras. Saat mendekati titik pengereman, saya sudah mulai kesulitan. Saya rasa kami tidak akan memperbaiki masalah pengereman ini tahun ini. Mungkin saya harus mencoba memperbaiki aspek lain dari cara balap saya.”