Iga Swiatek menorehkan sejarah baru di dunia tenis dengan meraih gelar Wimbledon 2025 setelah mencatatkan kemenangan spektakuler. Dalam final yang berlangsung pada Sabtu malam (12/7) di Centre Court, Swiatek berhasil menundukkan Amanda Anisimova dengan skor telak 6-0, 6-0, hanya dalam waktu 57 menit. Kemenangan ini tidak hanya menambah koleksi gelar Grand Slam-nya, tetapi juga menjadikannya sebagai juara Wimbledon pertama dari Polandia di Era Terbuka.

Keberhasilan Swiatek ini semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu legenda tenis putri. Dengan gelar ini, ia menjadi juara Grand Slam di semua jenis permukaan: tanah liat (Roland Garros), keras (US Open), dan kini rumput (Wimbledon). Ini adalah pencapaian yang jarang diraih oleh banyak petenis di sepanjang sejarah tenis.

Final ini juga menjadi catatan penting bagi Swiatek, karena ia meraih kemenangan ke-100 di turnamen Grand Slam, memperbaiki rekor menjadi 100 kemenangan dan 20 kekalahan sejak debutnya di undian utama Grand Slam pada tahun 2019. Swiatek menunjukkan performa yang sangat dominan sejak awal pertandingan, merebut set pembuka dengan skor 6-0. Hal ini menjadi yang pertama kali terjadi dalam final tunggal putri Wimbledon sejak Martina Navratilova pada tahun 1983.

Reaksi Swiatek dan Anisimova

Usai pertandingan, Swiatek mengungkapkan rasa syukur dan keheranannya. “Saya masih seperti di awang-awang. Sejujurnya, saya tak pernah bermimpi bisa memenangi Wimbledon. Rumput bukan permukaan favorit saya, tapi tahun ini terasa sangat berbeda,” ujarnya. Keberhasilan ini juga menandai gelar pertamanya sejak menjuarai Roland Garros 2024. Dengan kemenangan ini, ia mempertahankan rekor sempurna 6-0 di final Grand Slam.

Iklan

Di sisi lain, Amanda Anisimova tetap menunjukkan sikap positif meskipun mengalami kekalahan. “Hari ini bukan milik saya, tapi saya bangga sudah sejauh ini. Swiatek bermain luar biasa. Saya harap bisa kembali ke sini suatu hari nanti,” ucapnya. Anisimova, yang sebelumnya sempat absen delapan bulan karena masalah kesehatan mental, kini berhasil mencapai final Grand Slam pertamanya dan menembus jajaran 10 besar dunia.

Dengan gelar Wimbledon ini, Swiatek menunjukkan transformasi sebagai pemain serba bisa. Ia kini bergabung dengan nama-nama besar seperti Serena Williams dan Chris Evert sebagai salah satu dari sedikit petenis yang mampu menjuarai Grand Slam di semua permukaan. Gaya bermain agresif, variasi servis, dan pergerakan stabil di atas rumput menjadi bukti bahwa ia siap mendominasi di era tenis modern.